Lihat ke Halaman Asli

Cindy Carneta

Sarjana Psikologi

Kunci Jawaban di Balik Kata Terserah Perempuan

Diperbarui: 22 Desember 2024   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pasangan yang selalu menjawab terserah (dok: counselinglongbeach.com)

Dalam hubungan asmara, ada satu fenomena universal yang hampir semua pasangan pernah mengalaminya. Jawaban "terserah." Dua suku kata sederhana yang bisa melahirkan segudang pertanyaan, perdebatan kecil, dan, kalau tidak hati-hati, bisa jadi drama. 

Namun, di balik jawaban ini, ada banyak hal menarik yang mencerminkan dinamika hubungan, psikologi romansa, hingga sifat manusia itu sendiri. 

Jadi, mari kita bedah bersama. Mengapa "terserah" begitu sering muncul, bagaimana cara memahami maknanya, dan, tentu saja, bagaimana bertahan hidup dari fenomena yang kadang bikin kepala pusing ini.

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

1. Rasa Tidak Enak dan Sifat Altruistik

Salah satu alasan klasik di balik "terserah" adalah rasa tidak enak, terutama jika keputusan melibatkan biaya. Contohnya, ketika pasangan ditanya, "Mau makan apa?" dan dia ingin mencoba restoran Jepang yang sedikit mahal, sering kali rasa segan muncul. Dalam pikirannya, ia mungkin berpikir, "Kalau aku bilang mau makan sushi, nanti dia mikir aku boros. Sudahlah, aku bilang terserah saja."

Analisisnya, ini adalah bentuk sifat altruistik, di mana seseorang lebih memilih menekan keinginannya daripada membebani orang lain. Menariknya, menurut teori prosocial behavior (Batson, 1998), sikap ini adalah cara individu menjaga hubungan tetap harmonis, meski terkadang menyebabkan frustrasi bagi pasangan yang mencoba "menebak" apa yang sebenarnya diinginkan.

2. Kebingungan Murni: Ketika Pilihan Terlalu Banyak

Ada kalanya "terserah" benar-benar berarti bingung. Dunia modern menawarkan terlalu banyak pilihan. Menu makanan yang panjang, rekomendasi dari aplikasi, hingga tempat makan viral yang muncul di media sosial. Otak manusia tidak selalu siap untuk menghadapi banjir opsi ini. Teori decision fatigue (Baumeister et al., 1998) menjelaskan bahwa ketika seseorang harus membuat terlalu banyak keputusan dalam sehari, mereka akan mencapai titik di mana kemampuan mengambil keputusan menjadi menurun. Dalam kondisi ini, "terserah" adalah cara otak untuk berkata, "Aku menyerah, tolong kamu saja yang pilih."

3. Keinginan Tersembunyi Untuk Menguji Seberapa Perhatian Kamu

Terkadang, "terserah" bukanlah kebingungan atau rasa tidak enak, tetapi sebuah ujian kecil yang tidak disadari. Contohnya, pasangan yang berkata "terserah" sebenarnya ingin tahu apakah Anda cukup mengenalnya untuk memilih sesuatu yang sesuai dengan seleranya. Ini terkait dengan kebutuhan dasar dalam hubungan untuk merasa dimengerti dan diperhatikan (Gottman, 1994). Misalnya, jika Anda tahu dia suka makanan pedas, lalu Anda memilih restoran dengan menu sambal khas, poin besar untuk Anda!

4. Menghindari Konflik Kecil

Ada juga skenario di mana "terserah" digunakan sebagai cara untuk menghindari debat yang tidak perlu. Misalnya, pasangan yang tahu dirinya tidak terlalu peduli soal makan malam mungkin memilih berkata "terserah" daripada memicu diskusi panjang. Namun, di sisi lain, ini bisa menimbulkan kebingungan jika Anda tidak tahu apakah "terserah" benar-benar berarti "aku ikhlas" atau "aku lagi nguji kamu."

Memahami Makna di Balik 'Terserah'

Berikut adalah beberapa cara untuk memecahkan kode rahasia di balik jawaban "terserah":

Ekspresi Wajah dan Nada Suara

Jika dia mengatakan "terserah" sambil tersenyum dan terlihat santai, kemungkinan besar dia benar-benar tidak keberatan dengan keputusan apa pun. Namun, jika "terserah" diucapkan dengan nada datar atau sambil menghela napas, ini mungkin sinyal bahwa Anda perlu bertanya lebih lanjut.

Konteks Situasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline