Lihat ke Halaman Asli

Cindy Carneta

Sarjana Psikologi

Apakah Multitasking Itu Fakta atau Hanya Sekadar Mitos?

Diperbarui: 20 Maret 2022   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar yang menampilkan kata "risiko" (dok: projecttimes.com)

Membaca dan mendengarkan musik secara bersamaan mungkin terdengar begitu mengasyikan untuk dilakukan di saat-saat periode menjelang ujian diadakan.

Tapi pernahkah Anda berpikir ulang? Apakah Anda benar-benar pandai melakukan berbagai hal secara bersamaan atau yang sering disebut sebagai multitasking?

Hampir sebagian besar dari pembaca tentunya telah mengetahui ataupun mendengar istilah tersebut. Dilansir dari verrywellmind.com, multitasking dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan yang menjalankan dua atau lebih tugas secara bersamaan, beralih bolak-balik dari satu hal ke hal yang lainnya, serta melakukan sejumlah tugas secara bersamaan.

Cuplikan chapter 4 dari buku

Tahukah kalian bahwa sejatinya multitasking tak pernah ada dan merupakan sebuah mitos? 

Seorang bapak pendiri psikologi modern, yakni Wilhelm Wundt menegaskan bahwa melalui introspeksi (melihat ke dalam), tidaklah mungkin seorang individu mempunyai dua atensi dalam dua proses mental secara bersamaan.

Sejumlah literatur yang tumbuh dengan pesat juga menunjukkan secara konsisten efek yang mengganggu dari pengiriman pesan teks saat mengemudi ataupun mendengarkan musik ketika membaca. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa multitasking dapat "membuat Anda bodoh" karena kita tidak dapat secara efektif mengelola lebih dari satu tugas kognitif pada suatu waktu (see Gorlick, 2009; Hosking, Young, & Regan, 2009; Lin, 2009; Richtel, 2010; and Shellenbarger, 2004).

"Kesadaran hanya berlaku satu pikiran, satu persepsi. Ketika itu muncul seolah-olah kita memiliki beberapa persepsi secara bersamaan, kita tertipu oleh suksesi cepat mereka" - quoted in Diamond, 1980b, p. 39

Di sisi lain, penelitian dalam ilmu saraf pun telah menjelaskan bahwa otak manusia tidak benar-benar melakukan tugas secara bersamaan, seperti yang kita duga selama ini. Bahkan, kita hanya berpindah tugas dengan cepat. Setiap kali kita beralih dari mendengarkan musik, menulis teks, atau berbicara dengan seseorang, ada proses berhenti atau mulai yang berlangsung pada otak. 

Nyatanya proses mulai, berhenti, dan mulai kembali tersebut begitu berat bagi kita. Alih-alih menghemat waktu, hal tersebut justru akan membutuhkan waktu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline