Lihat ke Halaman Asli

Cindy Carneta

Sarjana Psikologi

Perspektif Psikologi di Balik Hebohnya "Oplas Challenge" hingga Fakta-fakta Menariknya

Diperbarui: 13 April 2022   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar aplikasi FaceApp. (dok: tekno.kompas.com)

Hey there, beautiful. Go look in the mirror. Really look at yourself. Past the insecurities, past everything you think is wrong. You are beautiful. Remember that - Anonymous

Baru-baru ini warganet Indonesia kembali dihebohkan dengan kemunculan trend baru, yakni oplas challenge yang telah diikuti oleh banyak kalangan selebriti di tanah air seperti Raditya Dika, Ashanty, Melly Goeslaw, Gilang Dirga, Melaney Ricardo, dan masih banyak lagi.

Oplas challenge sendiri merupakan sebuah "tantangan" yang ditujukan kepada pengguna sosial media untuk mengubah wajah mereka mejadi lebih memukau yang tampak seperti melakukan operasi plastik dan mengunggahnya pada laman resmi sosial media. Tantangan ini sendiri dilakukan oleh warganet Instagram dengan melalui bantuan dari aplikasi FaceApp.

Jika tantangan ini hanya dijadikan sekedar hiburan semata dikala bosan selama masa karantina dirumah, mungkin hal tersebut tidak menjadi sebuah permasalahan yang perlu diperdebatkan. Tetapi, saat penggunanya mulai merasakan sensasi "kecanduan" dari hasil yang diperolehnya melalui oplas challenge tersebut tentunya hal tersebut akan menjadi sebuah permasalahan yang berbahaya.

Bahaya dari penggunaan yang berlebihan (kecanduan)

1. Self-confidence

Kekurangan rasa percaya diri (dok: in2itivemagazine.com)

Pengguna yang kecanduan mengguanakan filter yang dapat merubah wajah layaknya oplas dapat memandangi dirinya yang rupawan dalam layar gawainya dalam waktu yang cukup lama.

Sesaat dimana sang penguna terkait hendak membasuh wajahnya dengan sebuah handuk tepat didepan kaca kamar mandinya, ia mulai berpikir wajahnya tak serupawan apa yang telah disuguhkan oleh filter oplas tersebut.

Merasa wajahnya "kurang" tampan atau cantik dapat memicu rendahnya self-confidence dalam diri para pengguna yang bersangkutan. Sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang berkepanjangan, yakni merasa tak percaya diri dengan penampilannya sendiri dan mulai minder. Hal tersebut dapat memicu penggunannya untuk terus mengunggah wajah editannya terus menerus (bukan wajah aslinya) atau bahkan melakukan oplas didunia nyata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline