Lihat ke Halaman Asli

Dunia Tembus Pandang

Diperbarui: 14 Februari 2016   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Aku ingin menyentuh atmosfer yang lembut itu. " kata seorang lelaki sambil menunjuk foto milikku yang tergantung dinding pameran kelasku. Kemudian ia hanya tersenyum kepadaku, seorang gadis yang terkenal pendiam dan pemalu. Akupun langsung menolehkan pandanganku dari laki itu. Karena wajahku mulai memerah setelah melihat senyuman dan pujian darinya.

Harusku akui , aku telah menyukainya sejak upacara penerimaan murid baru di sekolahku. Niimi Koga, nama dan sosok yang amat kusukai dan kukagumi, meskipun aku selalu memandangnya dari kejauhan.

Tetapi... Sekarang semua itu hanyalah sepotong memori yang indah. Karena sosok Koga yang kukagumi telah menghilang dari duniaku.

" Rei, Koga meninggal ! " kata seorang temanku yang sedang terisak. Mendengar itu, aku memang terkejut. Tetapi, itu tidak membuatku menetaskan air mataku, biarpun aku melihat nyaris semua temanku sedang menetaskan air matanya.

" Aku tisak bisa menangis... Sebenarnya aku juga tidak pernah berbicara dengannya. " kataku yang hanya kusuarakan dalam hati. Dan aku juga tidak memiliki kata-kata untuk membalas temanku.

Jam waktu pelajaran demi pelajaran kulewati, biarpun fokusku agak buyar, karena aku mendengar berita yang sebenarnya telah membuatku sedih. Bel tanda pulang sekolahpun telah terdengar seluruh isi sekolah. Seperti biasannya aku langsung membawa kameraku keluar dari kelasku.

Langkah demi langkah kujalani, biarpun langkah yang kuambil lebih berat dari hari-hari normalku. Aku pun terus berjalan di area sekolahku sampai akhirnya aku menemukan pemandangan yang pantas ku potret dengan kameraku. Akhirnya aku menemuinya, dimana sebuah pohon sakura yang sedang mekar di halaman sekolahku.

" Aku yakin pasti Koga mau dipotret ditempat seperti ini. Tempat di mana atmosfer yang lembut itu berada. " gumamku dalam hati.

" Tetapi, aku juga tidak pernah memotret orang. Bisa dikatakan aku tidak mau, karena mana mungkin ada orang yang ingin dipotret olehku. " kataku sambil mengangkat kameraku. Tiba-tiba kulihat sesosok yang amat familiar sedang duduk bersila di bawah pohon sakura. Seketika tanpaku sadari, aku langsung mengeluarkan suaraku, " Ko...Kogaaa!!! "

Dengan terkejut juga, sosok itu pun berdiri dan mulai menatapku, " Kau bisa melihatku? " " Bu.. bukannya, setahuku Koga sudah meninggal? Apa maksudmu aku bisa melihatmu? " tanyaku dalam keadaan yang masih terkejut.

Kemudian sosok itu datang mendekatiku sambil menarik senyumannya, " Benar, aku ini Koga dan sepertinya aku berwujud roh. Tetapi, senangnya ada orang yang bisa melihatku ". Hal itu membuatku bertambah terkejut dan kebingungan. Jujur saya, sekarang aku dapat melihat sosok seorang yang seharus-nya tidak ada lagi. Aku tidak tahu harus memegang ekspresi sedih, terkejut, atau senang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline