Lihat ke Halaman Asli

Cindy Anindya Putri

Mahasiswa/ Universitas Airlangga

Pentingnya Hemodialisis bagi Penderita Gagal Ginjal - Berita Ners UNAIR

Diperbarui: 7 Juni 2022   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Apakah keluarga Anda ada yang mengidap penyakit gagal ginjal? Jika ada, saya selaku mahasiswa keperawatan Universitas Airlangga akan menyarankan Anda untuk menerapkan tindakan terapi pengganti ginjal agar dapat memperpanjang harapan hidup keluarga Anda yang sedang mengidap penyakit ini. Apakah Anda sendiri tahu apa itu yang dimaksud dengan penyakit gagal ginjal? Jika Anda belum tahu, maka saya akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai penyakit gagal ginjal ini.

Seperti yang kita tahu, gagal ginjal sendiri merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang terus meningkat seiring dengan semakin banyak lansia dengan kejadian diabetes mellitus dan hipertensi. Menurut hasil Global Burden of Disease tahun 2010, penyakit gagal ginjal merupakan penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Sedangkan, di Indonesia perawatan penyakit gagal ginjal merupakan ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS kesehatan setelah penyakit jantung (Kemenkes RI, 2017). Hasil Riskesdas 2018, populasi umur 15 tahun yang terdiagnosis gagal ginjal di Indonesia sebesar 0,38% yaitu ada 713.783 orang. Angka ini lebih rendah dari total jumlah kasus ginjal di negara lain.

Melansir laman Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (Ners Unair), penyakit gagal ginjal merupakan gangguan fungsi ginjal di mana kemampuan ginjal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit terganggu akibat kedua ginjal tidak mampu berfungsi secara normal. Gagal ginjal akan menyebabkan tubuh mengalami berbagai gangguan yang berhubungan dengan fungsi ini. Salah satu permasalahan yang paling sering muncul dari pasien gagal ginjal adalah ketidakseimbangan hidrasi dalam tubuh, keadaan ini dimanifestasikan dengan adanya edema (Pramono et al., 2017).

Bagi pasien gagal ginjal, tindakan hemodialisis merupakan hal yang sangat penting. Jumlah pasien hemodialisis terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pasien gagal ginjal. Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal untuk memperpanjang harapan hidup (Laily, 2016). Hemodialisis bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa produk metabolisme protein dan untuk memperbaiki gangguan keseimbangan dan elektrolit.

Dalam proses hemodialisis, air merupakan faktor terpenting dan dibutuhkan dalam jumlah yang sangat besar. Selama hemodialisis, penting untuk memperhatikan pembatasan cairan. Cairan yang diminum oleh pasien dengan gagal ginjal harus dipantau secara hati-hati karena rasa haus tidak lagi menjadi indeks untuk menentukan hidrasi tubuh. Cairan sendiri merupakan kebutuhan pokok yang utama terutama pada kasus ini.

Pada "One Day Care" pasien yang menjalani hemodialisis, cairan merupakan salah satu perhatian perawat di samping oksigenasi, nutrisi, eliminasi, proteksi, dan aktifitas. Pasien gagal ginjal disarankan agar memantau kondisi kesehatannya dan memperhatikan pembatasan cairan seperti mengurangi rasa haus dengan mengunyah permen karet, menghisap es batu dan potongan lemon, serta pengurangan asupan garam untuk meningkatan derajat kesehatan. Manajemen cairan untuk pasien yang menjalani hemodialisis merupakan proses adaptasi perilaku dan mengubah perilaku itu biasanya tidak terjadi sekaligus (Laily, 2016).

Manajemen cairan adalah keterampilan dalam mengidentifikasi masalah, menetapkan tujuan, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dalam menanggapi fluktuasi tanda dan gejala, mengambil tindakan dalam menanggapi respon fisiologis kekurangan cairan tubuh, monitoring serta mengelola gejala (Lestari et al., 2017). Tujuan manajemen cairan adalah untuk menjaga peningkatan berat badan normal, kering selama interval hemodialisis, mengetahui jumlah cairan yang dibutuhkan setiap hari, dan pasien mempu mengatasi rasa haus dengan benar. Kelebihan cairan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti: kenaikan tekanan darah, bengkak (terutama bagian kaki), sesak napas (paru-paru dapat terisi cairan), kerja jantung semakin berat (pembengkakan jantung), dan tekanan darah turun saat hemodialisis (cairan yang diambil banyak) (Husain dkk, 2019).

Ada beberapa petunjuk untuk pasien mengenai penanganan cairan tubuh pada pasien hemodialisis, di antaranya yaitu:

a. Gunakan lebih sedikit garam dalam makanan dan hindari makanan asin

b. Gunakan bumbu dari rempah-rempah

c. Hindari dan batasi penggunaan makanan olahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline