Lihat ke Halaman Asli

Festival Rujak Uleg Surabaya: Sebuah Perdebatan di Tengah Masyarakat Surabaya

Diperbarui: 27 Mei 2023   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Surabaya, merupakan kota metropolitan yang kaya budaya dan juga kuliner, sejak lama Surabaya telah menjadi tuan rumah festival kuliner yang unik dan menarik setiap tahunnya. Salah satunya festival yang paling dinantikan oleh penduduk setempat yaitu Festival Rujak Uleg. Festival Rujak Uleg ini merupakan acara tahunan yang dirayakan sebagai bentuk memperkenalkan kelezatan dan keberagaman kuliner rujak, yang menjadi hidangan terkenal di Indonesia.
Festival Rujak Uleg ini memberikan kesempatan bagi para pedagang dan penggemar rujak untuk berkumpul, berinteraksi, dan menikmati berbagai jenis rujak yang ditawarkan. Rujak Uleg terkenal karena bumbunya yang dihaluskan dengan alat tradisional yang disebut "uleg" atau lesung. Festival ini menawarkan pengalaman gastronomi yang memikat, sekaligus mempromosikan warisan kuliner kota Surabaya. Namun, di tengah antusiasme yang meluap, ada perdebatan terkait festival ini. Mari kita eksplorasi lebih lanjut tentang perdebadat di acara Festival Rujak Uleg di Surabaya yang terjadi pada hari Sabtu, 6 Mei 2023 kemarin.
Festival Rujak Uleg yang seharusnya menjadi perayaan yang melibatkan semua pihak, termasuk para pedagang lokal dan komunitas masyarakat. Belakangan ini munculnya klaim bahwa festival ini hanya dikuasai oleh para pejabat setempat menciptakan ketidakadilan dalam penyelenggaraan festival ini. Para pejabat memanfaatkan festival ini untuk kesenangan pribadi mereka sendiri. Pasalnya Festival Rujak Uleg 2023 yang diadakan di Jl. Kembang Jepun Surabaya dimana seharusnya sebagai pesta rakyat nyatanya masyarakat umum tidak diperkenankan memasuki area acara.
Hal ini diunggah oleh salah satu akun tiktok, yang mengungapkan bahwa masyarakat hanya diizinkan untuk melihat dari kejauhan agar para pejabat dapat mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan pihak yang menjaga memasang pagar perbatasan, dan sempat dijanjikan bahwa setelah peresmian masyarakat akan di izinkan masuk. Namun janji tersebut tidak ditepati, Setelah menunggu berjam-jam masyarakat pun belum juga di izinkan masuk. Hal ini membuat masyarakat kecewa karena sangat tidak sesuai dengan arahan dan acara yang diberikan bahwa Festival Rujak Uleg yang dari awal merupakan festival rakyat.
Bagaimana Tanggapan Pemerintah setempat terkait hal ini?
Akibat tuai kritikan dan masukan terkait Festival Rujak Uleg, pada hari sabtu 6 Mei 2023 Pemerintah Kota Surabaya menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut yang membuat warga kesulitan untuk masuk ke lokasi. Eri Cahyadi selaku walikota Surabaya juga menyampaikan permohonan maaf serta menyatakan bahwa menerima segala kritikan yang masuk dan berjanji akan mengevaluasi untuk kedepannya agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. Semua hal yang terjadi akan menjadi evaluasi pemerintah setempat untuk lebih baik kedepannya.

Dalam penyelenggaraan ini dapat diambil kesimpulan, perlu adanya transparansi dan akuntabilitas. Bagi penyelenggara seharusnya memberikan kesempatan yang sama kepada semua pihak untuk berpartisipasi dalam festival ini tanpa adanya diskriminasi atau perlakuan yang tidak adil. Selain itu, peran aktif dari masyarakat juga sangat penting. Masyarakat berhak memperjuangkan hak mereka denga menyuarakan keprihatinan mereka agar festival ini dikelola dengan adil dan merata serta memastikan keberlanjutan festival ini sebagai ajang yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline