Lihat ke Halaman Asli

Harta karun buruan dunia ada di Indonesia

Diperbarui: 17 April 2023   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sumberdaya alam terbagi menjadi dua jenis yaitu renwable (dapat diperbarui) dan depletable (tidak dapat diperbarui). Yang tergolong sumberdaya alam dapat diperbarui adalah air, sinar matahari, dan angin. Depletable resource merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui dan perlu di Kelola secara baik untuk menjaga keberlajutanya guna generasi mendatang.  Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui memiliki nilai yang sangat mahal dan tergolong sulit untuk mendapatkannya. Yang termasuk pada sumberdaya alam tidak dapat diperbarui adalah endapan batubara, minyak, atau mineral. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan sumberdaya alam yang sangat berlimpah dan berbagai jenis.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan setiap pulau mempunyai kekayaan sumberdaya alam masing-masing. Hampir seluruh sumberdaya alam dimanfaatkan baik oleh masyarakat individu hingga perusahaan-perusahaan besar. Pemanfaatan sumberdaya alam depletable yang banyak dilakukan adalah penambangan hasil bumi dan di olah menjadi bahan mentah siap dipasarkan ke pabrik pengolahan. Tambang-tambang yang umum dilakukan oleh masyarakat local atau perusahaan adalah tambang emas, minyak bumi, dan batu bara. Pada umumnya masyarakat-masyarakat yang melakukan penambangan secara mandiri, seluruh kegiatan tambang dilakuakan secara tradisional dan peralatan seadanya. Luas wilaayah penambangan juga pada skala kecil dan galian yang dihasilkan cenderung tidak luas. Masyarakat lebih sering bepindah pada saat melakukan penambangan karena keterbatasan alat untuk menjangkau titik yang terlalu dalam. Masyarakat yang tidak dapat mengolah hasil tambangnya sendiri akan menjual hasil tambang ke pabrik milik perusahaan besar. Perusahaan baik swasta maupun BUMN yang sudah memiliki ijin usaha penambangan, cenderung mengekspoitasi satu wilayah tambang lebih optimal karena kelengkapan alat yang dimiliki sehingga bisa menjangkau lebih banyak dibandingkan tambang yang dilakukan secara tradisional. Perusahaan besar menghasilkan barang olahan siap dipasarkan dan bahan mentah siap olah untuk di ekspor ke pasar dunia. Para pelaku usaha tambang harus berkeja sesuai peraturan yang ditetapkan pemerintah, namun seringkali terdapat banyak perbedaan dalam penerapan SOP dilapang.

Pada tahun 29 Mei 2006 Indonesia digegerkan dengan peristiwa bencana pertambangan terbesar dipulau Jawa, yaitu peristiwa lumpur Lapindo di Kecamatan Porong kabupaten Sidoarjo Jawa Tmiur. Peristwa lumpur Lapindo pertama kali terjadi karena kegiatan PT. Lapindo Brantas Peristiwa lumpur Lapindo di porong terjadi karena aktifitas pengeboran di sumur Brantas sehingga menyebabkan kuluarnya lumpur panas. Pihak Lapindo menyatakan bahwa penyebab semburan lumpur panas adalah gempa yang terjadi berjarak 280 km dari tempat kejadian pertama pada dua hari sebelumnya. Permasalahan lumpur Lapindo menjadi Panjang karena terdapat banyak masalah pada ganti rugi pembebasan lahan yang terdampak semburan lumpur. Sejak awal terjadi pihak Lapindo brantas mengalami kesulitan dalam melakukan ganti rugi sehingga pemerintah ikut menganggung bebang anti rugi. Semburan lumpur Lapindo panas terdiri atas material padat yang bercampur dengan air dan mengandung unsur-unsur kimia yang kompleks. Volume semburan lumpur sejak awal terjadi sangat besar dan semakin mengecil hingga saat ini. Semenjak semburan terjadi banyak dilakukan upaya untuk menghentikan terjadinya semburan lumpur panas. Berbagai pihak dan tim bentukan baru arahkan untuk melakukan penelitian terkait peristiwa semburan lumpur Lapindo. Hingga saat para ahli geologi melakukan penelitian di lumpur Lapindo dan menemukan fakta yang luar biasa untuk Indonesia.

Saat ini ahli geologi menyakatan bahwa lumpur Lapindo merupakan harta karun Indonesia yang tersedia didepan mata dan siap di nikmati. Hasil penelitian menunjukan pembentukan semburan lumpur panas Lapindo menghasilkan kandungan unsur tanah jarang dan air. Unsur tanah jarang yang keluar dari dalam bumi cenderung memiliki komposisi yang konstan dan hanya berbeda jumlahnya di setiap semburan. Logam Tanah Jarang (LTJ) atau terjemahan dari Rare Earth Element (LTJ) merupakan kumpulan dari unsur-unsur scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y). LTJ terdapat dalam kerak bumi dan terbatas pada titik-titik tertentu. Lumpur Lapindo memiliki seluruh unsur yang disebut sebagai LTJ tersebut, sehingga dari musibah lumpur Lapindo sekarang menjadi harta karun berharga bagi Indonesia. LTJ merupakan unsur yang menjadi buruan dunia karena kemanfaatannya yang sangat banyak. Logam tanah jarang adalah mineral yang bersifat magnetik dan konduktif, banyak digunakan di perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, speaker, dan lain-lain. Selain itu, logam tanah jarang juga dimanfaatkan untuk sektor lainnya, mulai dari bidang kesehatan, otomotif, penerbangan, hingga industri pertahanan. Berdasarkan manfaat tersebut sangat dibutuhkan unsur LTJ dalam perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini. Seluruh negara didunia akan mencarai LTJ untuk mendukung perkembangan teknologi dimasa mendatang. Kesempatan yang sangat berharga bagi Indonesia untuk merubah derita menjadi sebuah keuntungan.

Namun demikian LTJ dengan tingkat sebaran yang sangat rendah dapat dikategorikan sebagai sumberdaya depletable. Proses penambangan LTJ dari dalam kerak bumi membutuhkan optimalisasi untuk mendapatkannya, sehingga input ekonomi juga dibutuhan dalam jumlah besar. Walaupun LTJ juga memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan lumpur Lapindo sudah tersedia diatas permukaan tanah, tetap dibutuhkan pengawasan yang ketat dalam prosesnya. Pemerintah dan para ahli harus dapat bersikap sangat bijak dalam memanfaatkan atau mengelola LTJ di lumpur Lapindo. Faktor keberadaan LTJ untuk generasi yang akan datang juga harus dipertimbangakan agar potensi secara ekonomi dan lingkungan negara Indonesia menjadi semakin baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline