Lihat ke Halaman Asli

Cindhy Margaretha

Mahasiswi Universitas Airlangga

Antibiotik, Resistensi dan Edukasi: Peran Apoteker dalam Pelayanan Kesehatan

Diperbarui: 4 Januari 2025   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster peran apoteker dalam mengatasi bahaya resistensi antibiotik dibuat oleh cindhy margaretha

Apa itu antibiotik? Antibotik merupakan salah satu golongan obat yang digunakan untuk mengatasi bakteri. Berdasarkan hasil penelitian Limato dkk di Indonesia angka pengguna obat antibiotik yang sesuai dengan indikasi sebesar 6,1% dan fasilitas kesehatan primer sebesar 10,5% yang dimana presentase tersebut masih sangat rendah. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Bagaimana cara mengatasinya? Berikut pembahasannya

Perkenalkan nama saya Cindhy Margaretha. Saya merupakan mahasiswi di Universitas Airlangga dengan program studi Farmasi. Topik yang saya ambil kali ini sejalan dengan program studi yang saya jalani yaitu mengenai peran seorang apoteker.

Lalu pernahkah kamu mendengar apa itu resistensi antibiotik? Resistensi terhadap antibiotik adalah kondisi dimana obat antibiotik sudah tidak efektif lagi untuk melawan bakteri tersebut. Hal ini dapat terjadi apabila pasien mengonsumsi obat yang tidak sesuai dengan indikasi baik dari segi dosis, jangka waktu mengonsumsi, ataupun memperolehnya tanpa resep dokter. Penyebab dari permasalahan ini adalah kurangnya pengetahuan dan perlu adanya edukasi yang diperoleh masyarakat. Maka dari itu peran apoteker sangat dibutuhkan saat ini.

Adapun peran apoteker dalam dunia pelayanan kesehatan antara lain:

1. Memberikan edukasi langsung mengenai cara mendapatkan antibiotik yang benar.

Seperti yang kita ketahui obat antibiotik merupakan golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan melalui resep dokter. Maka dari itu apoteker dapat memastikan bahwasannya antibiotik yang akan diberikan kepada pasien memang sudah di resep kan oleh dokter. Apoteker juga bisa berkomunikasi dengan pasien dengan memberikan alasan mengapa antibiotik ini harus didapatkan dengan resep dokter, yaitu dalam upaya melindungi pasien dari resistensi antibiotik.

2. Memberikan informasi mengenai penggunaan obat dan efek samping yang benar.

Apoteker juga dapat berkomunikasi dengan pasien mengenai obat antibiotik yang akan dikonsumsi. Pasien dapat bertanya mengenai frekuensi obat yang akan dikonsumsi, berapa kali sehari, bagaimana cara menyimpannya, durasi mereka mengonsumsi atau bahkan efek samping yang mungkin mereka terima

3. Memberikan sosialisasi tentang resistensi antibiotik.

Tidak hanya apoteker para tenaga kesehatan lainnya juga dapat memberikan kampanye atau sosialisasi mengenai resistensi antibiotik. Banyak sekali masyarakat yang belum mengetahui apa itu resistensi atau bagaimana mengonsumsi obat antibiotik yang tepat. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara mengadakan seminar online maupun offline. Bisa juga dengan melakukan sosialisasi ke berbagai desa atau bahkan melalui media sosial seperti penyebaran poster, video edukasi, leaflet dsb.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline