Lihat ke Halaman Asli

Playboy Cap Panci (16)

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ringkasan cerita Playboy Cap Panci (15)

Libur kuliah, Arimbi bermaksud pergi ke rumah kakaknya yang ada di Malang. Tentu saja ia sangat gembira ketika sang Mama mengijinkan dengan catatan, harus memberi tahu terlebih dahulu kepada Woro Srikandi, kakak Arimbi.

Suasana nan sejuk, teduh dan damai terbayang di pelupuk matanya ketika mbak Woro mengisyaratkan "welcome" atas keinginannya untuk pergi ke Malang. Kesejukan itu terasa sampai ke dalam dada Arimbi sehingga ia mampu mengucapkan "Selamat Jalan" kepada haru birunya cinta yang pernah mencabik-cabik perasaannya, cinta yang penuh dengan kepalsuan dan kepura-puraan.

***

Suasana di ruang pesta Ultah Cempaka, teman Kinaru, sangat meriah. Bianca, sang Disco Jockey tengah memutar lagu-lagu Instrumentalia dengan nada-nada beat. Satu persatu Undangan mulai berdatangan.Ada yang berpasangan, ada pula yang datang berkelompok. Mereka bukanlah "Jomblowan- jomblowati" melainkan karena memilih untuk tidak berpacaran dulu, namun ingin lebih konsen terhadap statusnya sebagai pelajar.

Ketika Kinaru dan Drama datang, keduanya spontan menjadi pusat perhatian. Kinaru yang kesehariannya cenderung tomboy, malam itu tampil beda. Kinaru tampak anggun dan dewasa dengan gaun malam  berwarna Ungu dengan belahan di bagian depan setinggi lutut. Kulitnya yang putih menambah keserasian antara gaun dan dandanannya yang yang terbilang sangat sederhana itu. Drama mengenakan kemeja lengan panjang ala James Bond.

"Met ultah Cempaka! Semoga panjang umur, tambah pinter dan ........... , cepet punya pacar!" Ucap Kinaru menggoda, seraya mencium pipi kiri dan kanan Cempaka.

"Gebetan lo boleh juga." Cempaka membisikkan kata itu ke telinga Kinaru dan Kinaru membalasnya dengan kedipan mata.

"Met ultah ya!" Ucap Drama sambil tersenyum.

"Makasih." Jawab Cempaka singkat, dengan mengumbar senyum manis.

Di sebelah Cempaka ada Cemara, kembar Identik Cempaka yang berdiri tak acuh. Mata nakal Drama sempat menatap Cemara, namun Cemara sama sekali tak terpengaruh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline