Lihat ke Halaman Asli

Masih tentang Pesawat Hilang (2)

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisa hilangnya pesawat komersial milik Malaysia MH 370 semakin liar, melebar dan nyaris tak terkendali. Press conference yang awalnya dilakukan oleh Menteri Perhubungan Malaysia itu,  belakangan diambil alih oleh Perdana Menteri Najib Abdul Razak. Pernyataannya pun berbah-ubah. Dari kemungkinan sang Pilot bunuh diri hingga spekulasi bahwa pesawat naas itu terindikasi sebagai  mengalami pembajakan.

Sebenarnya saya tak bersemangat lagi menulis tentang hilangnya pesawat ini. Namun begitu mendengar bahwa Pers Malaysia menuduh Radar-radar milik Indonesia sengaja "dimatikan" sehingga keberadaan pesawat naas itu tak terdeteksi, akhirnya saya tergerak juga untuk menulis.

Jika berita tentang "tuduhan" itu benar maka, betapa Malaysia alih-alih berterima kasih kepada Indonesia yang hingga kini masih bersemangat untuk mencari hilangnya pesawat, akan tetapi malah membalasnya dengan tuduhan menyakitkan.

Mestinya Malaysia sudi mencermati, betapa Indonesia hingga kini masih membantunya melakukan pencarian. tak seperti beberapa negara yang mengundurkan diri atau mengurangi skala prioritas peranannya dalam pencarian pesawat miliknya.

Analisa otoritas Malaysia terhadap hilangnya pesawat MH 370 semakin bias dan tak jelas. Analisa itu sempat mencurigai sang PIlot yang konon merupakan  simpatisan kelompok oposisi pimpinan Datuk Anwar Ibrahim sebagai pembajak pesawatnya sendiri.

Setelah sempat juga mencurigai peran awak pesawat, sekarang kecurigaan itu ditujukan kepada para penumpang. Beberapa hari yang lalu, kepolisian RI mencari tahu rekam jejak para penumpang asal Indonesia. Tidak jelas, apakah penumpang yang berasal dari berbagai negara itu akan diperiksa juga rekam jejaknya.

Yang pasti, beginilah jadinya bila kecerobohan atau longgarnya pemeriksaan calon penumpang di Bandara itu akhirnya menimbulkan tragedi yang sulit dicari jawabannya. Longgarnya pemeriksaan di Bandara negeri jiran itu dapat dibuktikan dengan lolosnya sejumlah peredaran narkoba yang kemudian berhasil ditangkap oleh otoritas Bandara-bandara di Indonesia.

Hampir dua pekan pesawat naas itu hilang dan belum ada tanda-tanda akan ditemukan. Pencarian pesawat yang ditandai sebagai pencarian terbesar dalam sejarah pencarian pesawat hilang, yang melibatkan tak kurang dari 25 negara itu dijawab oleh  otoritas negeri jiran dengan sejumlah kepanikan.

Pernyataannya terkesan ngawur. Analisanya ditengarai sebagai bias dan tak mendasar. Agaknya, ada satu hal yang perlu mereka cermati bahwa, tak memiliki atau mampu mengelola kecurigaan jangan harap dapat mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan paling buruk.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline