Lihat ke Halaman Asli

Muridku Sayang, Muridku Malang

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cerita ini berawal ketika saya menjadi Guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah swasta "gurem" di pinggiran kota kecil. Saya mempunyai seorang murid perempuan yang bernama Jelita. Dia murid yang agak lama menangkap pelajaran tapi gigih mau bertanya sampai dia mengerti. Saya tidak menilai lamanya dia menangkap pelajaran tapi kegigihannya bertanya sampai titik dimana dia bisa paham pada pelajaran yang diberikan, walaupun kadang belum sepenuhnya. Ternyata, selain bersekolah Jelita juga mempunyai profesi sampingan yaitu sebagai pengamen dalam bus kota. Hal ini saya ketahui dari Kepala sekolah yang kebetulan melihat Jelita sedang "bernyanyi" dalam Bus.

Melihat kegigihannya dalam bertanya untuk menjadi mengerti membuat saya yakin bahwa Ia akan lulus UN, tapi sayang seribu sayang, Ia tidak lulus dan harus mengikuti ujian paket B. Saya hanya berharap dimana pun dia berada sekarang, dia tidak menyerah pada nasib dan tetap gigih bertanya sampai dia mengerti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline