Lihat ke Halaman Asli

Demi Bangsa

Diperbarui: 27 Mei 2024   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat penjajah menginjakkan kaki di tanah air ini, para pahlawan Indonesia tidak akan pernah tinggal diam diinjak oleh penjajah meski senjata hanyalah bambu runcing. Perlawanan demi perlawanan terus berlanjut. Kini, sebentar lagi bangsa Indonesia akan terbebas dari para penjajah.

Namaku Sumanto, ini kisahku sebagai seorang pejuang yang menjadi saksi peristiwa 10 November. Bertempur habis-habisan dan meninggal sebagai pahlawan tanpa nama.

Jakarta, 17 Agustus 1945 

Aku rela datang jauh-jauh dari Surabaya hanya ingin menyaksikan proklamasi yang dibacakan Soekarno. Sudah lama aku menantikan ini.

"Sumanto, lihatlah! Sebentar lagi proklamasi akan dikumandangkan!" teriak teman akrabku, Sutisno.

Aku hanya tersenyum simpul mendengar teriakkan temanku. Kuperhatikan Soekarno yang berdiri sambil membawa sehelai kertas. Kertas yang akan menjadi tanda bahwa Indonesia sudah merdeka. Dadaku terbakar api semangat ketika Soekarno membacakan teks proklamasi. Pria itu memang terlihat sangat berwibawa, apalagi saat berpidato dan membaca teks seperti sekarang.

Aku sangat yakin sekali para penjajah sialan itu tidak akan berani mengganggu kami lagi. Setelah selesai, kami langsung pulang dan merayakan hari kemerdekaan indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline