Lihat ke Halaman Asli

Jangan Ada Keraguan di Antara Kita

Diperbarui: 30 September 2016   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://buletinzuhairoh.files.wordpress.com/2009/08/crossroad2.jpg

Jangan Ada Keraguan Diantara Kita

Ragu adalah ketidak pastian, ragu bisa membawa pada kebingungan, yang mungkin saja karenanya bisa membawa kerugian dan celaka. Hal mana terungkap dalam KBBI versi online yang menjelaskan; 1ra·gu a 1 dl keadaan tidak tetap hati (dl mengambil keputusan, menentukan pilihan, dsb); bimbang: ia masih -- , arah mana yg akan diambilnya; 2 sangsi (kurang percaya); syak: ia -- akan kejujuran pemuda itu; ra·gu-ra·gu a bimbang; kurang percaya; me·ra·gu·kan v 1 merasa ragu akan; menaruh syak kpd; sangsi: saya ~ kebenaran laporan itu; 2 menyebabkan ragu-ragu: keaslian sajak ini ~; ke·ra·gu·an n perihal ragu; keadaan ragu; kesangsian; kebingungan; kebimbangan: ~ mu itulah yg menyebabkan kamu celaka.

Dalam agama yang saya yakinipun melarang untuk berada dalam titik keraguan, karena memang keraguan itu membahayakan. Maka agar kita tidak ragu kita butuh keyakinan, karena keyakinan adalah kepastian dan dia adalah kebenaran, sehingga seseorang yang memiliki keyakinan akan menjadi orang yang kuat. Maka agar kita memiliki keyakinan kita harus mencari jawaban terhadap keraguan itu. Mencari jawab bisa dengan bertanya, membaca, berfikir jernih dan membersihkan hati. Mengapa membersihak hati? Karena letak keraguan itu ada dihati, demikian halnya keyakinan juga ada dihati. Hati yang bersih tentu akan lebih mudah menerima kebenaran dibandingkan dengan hati yang kotor.

Mengapa membaca? Apa yang dibaca? Sekali lagi dalam keyakinan saya, ada tuntunan yang menyatakan,

2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12], 3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[19].

Maka saat kita ragu carilah petunjuk yang bisa mengarahkan kita pada jalan yang benar sesuai dengan apa yang kita yakini. Sekali lagi dari apa yang saya yakini juga memberi memberikan pesan sebagai berikut;

Dari Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangannya Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Aku telah hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu’.” [Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasâ`i. At-Tirmidzi berkata,“Hadits hasan-shahîh]

Maka terhadap apa yang kita ragu-ragu padanya maka carilah jawabnya yang dapat memberi keyakinan, hingga kita tidak salah jalan yang tentunya akan berakibat kerugian terhadap langkah yang kita ambil. Contoh ringannya jika kita hendak menyeberang jalan tentu kita harus punya keyakinan bahwa kondisi sudah layak, aman untuk menyeberang, dengan memperhatikan kondisi sekitar yang ada tentunya. Demikian juga dalam hidup, jangan ada keraguan diantara kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline