Lihat ke Halaman Asli

Haus Kuasa untuk Jakarta

Diperbarui: 28 Januari 2016   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampak sekali dihadapan kita sebuah permainan politik piala citra. Jakarta, kini menjadi ladang para jihadis politis, menjadi ladang perebutan kuasa para angkara murka. Fenomena yang sangat menyedihkan ketika para pelopor pembangunan di daerah yang mendapat apresiasi karena kerjanya yang semangat, cantik dan cerdas sehingga dibanggakan rakyatnya. Kita ambil contoh, walikota Surabaya dan Bandung. Kedua walikota berprestasi ini kini sedang ditarik-tarik para jihadis politis untuk berjuang merebut kuasa Jakarta dari tangan Ahok, sang Gubernur yang tidak kalah fenomenal, yang menurut rangking keterpilihannya sangat dominan meski belum ada partai politik yang secara resmi mau menjadi kendaraannya.

Para jihadis politis dari kalangan elit kekuasaan melihat, Ahok seperti Giant dan memiliki kekuatan dukungan yang cukup massif dari para anak muda dan golongan mereka yang memang senang dengan gaya kepemimpinan Ahok untuk menjadikan Jakarta lebih baik dan bermartabat. Maka para penguasa politik negeri ini berlomba mencari orang yang dianggap mampu menggulingkan Ahok dari kursi kuasanya.

Menurut kabar sang ibu yang masih menjawab walikota Surabaya menolak untuk hijrah ke Jakarta, jika benar sungguh menjadi kabar gembira. Pecantik dan jadikan Surabaya kota yang bermartabat tentu menjadi pilihan yang mulia. Sedang kini yang masih samar-samar adalah Walikota Bandung, Bandung bangkit, Bandung mencrang, Bandung menjulang, kreativitas dan inovasinya membangun bandung tentu menjadi kebanggaan tersendiri buat kang Emil dan rakyat Bandung pada umumnya.

Rakyat bandung tentu masih membutuhkan sentuhan tangan dingin beliau untuk menjadikan Bandung lebih mencrang lagi, lebih bermartabat dan menjadi kota kebanggaan bagi rakyatnya, jadi cukuplah kang Emil di bandung saja, kalaupun ingin naik jadilah Jabar 1 terlebih dahulu setelah itu baru yang lebih besar, Indonesia.

Hal ini pertanda kosongnya kader berkualitas dari para penguasa politik negeri untuk memunculkan kadernya, karena lingkaran korupsi telah menahan langkahnya disebabkan mata rakyat tahu apa yang telah dilakukannya saat menjadi pejabat negara di DPR/D. Para Penguasa politik sedang galau menaklukkan Jakarta, kita lihat saja kedepannya seperti apa permainan mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline