Selamat Hari Emak
Emak begitu aku memanggilmu. Mamah, bunda, ummi, mother, mam dan ungkapan lain dari Bahasa Negara atau yang berbeda namun memiliki makna yang sama. Ibu, sosok wanita/perempuan yang melahirkan anak keturunan dengan penuh perjuangan. Sembilan bulan mengadung dengan susah payah. Membawa kanduangan yang semakin lama semakin membesar, ia berbagi makanan untuk perkembangan bayi dalam kandungannya. Saat kandungan semakin membesar tidurpun begitu sulit mengarah. Saat melahirkan dia akan berjuang antara hidup dan mati. Setelah melahirkan ia akan kembali membagi dirinya dengan menyusui sampai dua tahun batas maksimalnya. Ia berbagi tidur malam dan siangnya dengan sang jabang bayi yang membutuhkan belaian manja kasih sayang dan cintanya.
Dalam diri seorang ibu (yang sehat akal dan jiwanya, karena ada sosok ibu juga yang jahanam yang melakukan zina dengan lelaki Jahanam pula lalu hilang kemanusiaannya membunuh dengan cara yang sangat hina ini adalah pengecualian, dan maaf itu pastinya bukan seorang sosok ibu) terkandung sifat-sifat ketuhanan/asmaul husna, Rahman dan Rahim. Luar biasa engkau sekali emak.
Karena jasamu yang tak terbalas berbagai macam ungkapan kemuliaanmu terungkap dalam Bahasa dan penghargaan lain. Misalnya, kasih ibu sepanjang hayat, surga ada di telapak kaki seorang ibu, ibu Negara, ibu pertiwi, ibu kota. Dalam keyakinan saya wanita begitu sangat di muliakan, selain adanya ungkapan surga ada ditelapak kaki ibu, wanita juga dipandang sebagai tiangnya Negara, jika seorang ibu berakhlak rusak maka rusak juga sebuah Negara.
Selain itu dalam agama yang saya yakini, penghormatan luar biasa terungkap dari ucapan yang tercinta Muhammad SAW saat ditanya serorang sahabatnya. “Ya Rasul, siapakah orang yang harus aku hormati di dunia ini.” Rasul menjawab, “Ibumu.” Kemudian dia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Rasul menjawab, “Ibumu.” “Kemudian lagi, ya Rasul,” tanya orang itu. “Rasul menjawab, “Ibumu.” Lalu, laki-laki itu bertanya lagi; “Kemudian, setelah itu siapa, ya Rasul?” “Bapakmu,” jawab Rasulullah. Bahkan dalam keterangan yang lain dinyatakan seorang ibu yang meninggal saat melahirkan diberi gelar mati syahid, luar biasa bukan?
Itulah emak, sayapun merasakan demikian. Emak-ku meski bukan sosok wanita berpendidikan tinggi, SD saja mungkin tidak lulus, tapi perasaan kasih sayang, cinta kasih dan pemahamannya melebihi pendidikan yang pernah dicapainya. Emak-ku bahkan mungkin emak-emak yang lainnya yang sehat akalnya dan ruhaninya di bumi ini bagaimanapun adalah sosok manusia yang mulia. Ungkapan terimakasihku karena jasamu atau milyaran rupiah di gelontorkan pada sakunya, tidak akan mampu membayar jasamu saat mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkan-ku.
Aku hanya bisa berdoa untukmu emak, semoga engkau sehat selalu, diberi Allah umur panjang, ibadahmu kepadaNya akan semakin sempurna, dan semoga emak bahagia selalu hidupnya, amiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H