Lihat ke Halaman Asli

Childa hofi indana zulfa

Mahasiswa IAIN jember

Guru Inspiratif Masa Kini, Pemberi Nilai Kehidupan Bukan Sekedar Nilai A B C D E

Diperbarui: 20 April 2020   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru diketahui atau tidak, didasari atau tidak dan diakui atau tidak, merupakan salah satu sosok yang paling berpengaruh bagi setiap orang. Merekalah salah satunya sebagai peletak dasar atau pondasi dalam bangunan kehidupan. 

Seseorang sejatinya guru bukan hanya sosok pengajar yang melakukan kegiatan mengajar atau transfer ilmu pengetahuan kpd peserta didiknya, namun lebih dari itu guru adalah seorang pahlawan. Knp seorang guru disebut seorang pahlawan, krn seorang guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga mentransfer nilai. 

Nilai yang dimaksud bukanlah nilai yang di dapat saat ujian tpi nilai yang lebih berarti yaitu nilai kehidupan. Dalam hal ini dapat di katakan bahwa peran guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik nilai-nilai kehidupan itu sendiri bukan sekedar memberi nilai 10/100 bukan nilai A B C D atau E. di samping itu guru adalah sosok yang sangat mulia krn senantiasa menyumbang sebagian tenaganya, pikiranya dan waktunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Bahkan ada pula istilah yang mengatakan bahwa guru adalah the living curriculum yaitu kurikulum hidup yang memang sepantasnya menjadi inspirasi karena akan dijadikan contoh oleh peserta didiknya. 

Betapa mulianya sosok seorang guru atau pendidik tapi sayang sekali, kata tak selalu indah dari rupa, harapan kadang tak selamanya sama seperti realita dan kenyataan yang ada dan diinginkan. 

Di tengah masyarakat ternyata masih ada atau di jumpai oknum guru/pendidik yang tidak mencerminkan kemuliaan dan kehormatan profesinya bukanya menjaga nama baik malah mencemari dan mengurangi arti dan ungkapan yang ada dari sosok guru itu sendiri. 

Berupa dari adanya peningkatan alokasi APBN dalam bidang pendidikan pengangkatan guru honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan juga program sertifikasi guru yang juga merupakan bagian dari undang-undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta regulasi kependidikan dalam undang" no 20 thn 2003 tentang sistem kependidikan membuat profesi guru menjadi menarik di mata masyarakat. 

Krn banyak guru yang terlena dalam zona nyaman yang di benaknya hanya mengajar untuk memenuhi kewajiban jam mengajar sebagaimana yang di persyaratkan dlm sertifikasi. 

Dan yang terjadi adalah guru menjadi seorang yang mengajar manyampaikan materi di depan kls dan kemudian selesai. Masih beruntung jika guru mengajar selain memenuhi jam mengajar bagaimana jadinya jika guru hanya datang untuk mengisi daftar hadir kemudian pergi dengan berbagai alasan tertentu, tentu akan lebih buruk lagi jika guru tsb pergi tanpa tugas untuk peserta didiknya. Tanpa pemberi tahuan yang jelas, tentu ada saja yang seperti itu. 

Nah, oknum yang seperti inilah yang akan mencemari dan mengurangi makna dan arti sebuah profesi seorang guru. 

Dan disinilah sebenarnya guru/pendidik bagaimana yang dapat disebut sebagai guru inspiratif?  Ialah guru yang masih sadar diri dalam artian tanggung jawab bahwa ia adalah seorang guru yang memiliki kemuliaan dan kehormatan yang tinggi. Dan sadar memposisikan dirinya secara idealis yang mendidik dan membina peserta didiknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline