Telur adalah bahan pangan hewani yang paling lengkap gizinya dan memiliki banyak manfaat untuk dijadikan beragam jenis olahan pangan. Kandungan pada telur meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin larut lemak seperti A, D, E, K, vitamin larut air seperti thiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, asam folat, dan vitamin B12. Umumnya, telur memiliki struktur yang terdiri dari tiga bagian yaitu, kulit telur (kutikula), putih telur (albumin), dan kuning telur (yolk). Di bagian kulitnya tampak ribuan pori-pori yang berfungsi sebagai pertukaran gas untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi embrio di dalamnya. Kondisi telur yang segar memiliki tampilan luar yang baik, bentuk kulit yang bagus dan cukup tebal, tidak terdapat keretakan, serta tekstur dan permukaan warnanya bersih.
Terdapat beberapa aspek penangangan pasca panen untuk telur yang harus diperhatikan mulai dari proses panennya, seleksi, kebersihan, penyimpanan, pengemasan, dan pendistribusian bagi produsen atau konsumsi langsung oleh konsumen sebagai bahan pangan. Hal ini dikarenakan kandungan lengkap pada telur seperti asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia. Kandungan gizi lengkap inilah yang mengakibatkan telur berpotensi menjadi tempat bagi segala jenis mikroba untuk berkembang. Di sisi lain, telur merupakan bahan pangan yang termasuk ke dalam kategori yang mudah rusak atau perishable product. Telur yang akan dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama perlu memperhatikan beberapa tata cara yang benar dalam menyimpan telur terutama di rumah yang umumnya memiliki suhu ruang.
Memperhatikan tata cara penyimpanan telur di rumah yang benar akan memperpanjang masa simpan telur dengan tetap memastikan kesegaran dan kualitasnya terjaga. Hampir semua rumah tangga memiliki stok telur di rumahnya karena pengolahannya mudah sehingga dapat dijadikan panganan praktis namun nikmat. Akan tetapi, tidak semua orang paham akan tata cara yang benar dalam menyimpan telur dengan baik dan benar agar umur simpannya lama dan kondisi telur tetap baik bahkan bila telah disimpan dalam waktu satu minggu. Dibuatnya artikel ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui tata cara menyimpan telur dan juga mengetahui aspek apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam menyimpan telur yang baik selama di rumah. Hal tersebut bertujuan agar telur aman dikonsumsi, mengetahui kondisi telur yang tidak aman untuk dikonsumsi, kualitas tidak menurun, tidak ada kontaminasi bakteri, awet dan tahan lama.
Telur yang hendak dikonsumsi harus memenuhi kriteria layak konsumsi yang dapat dinilai berdasarkan kualitas fisik dan penampakannya. Saat telur dibeli atau dipanen perlu memperhatikan kondisi cangkang telur apakah terdapat keretakan atau tidak. Telur yang retak dan tidak memiliki penanganan dan penyimpanan yang berbeda-beda. Pisahkan telur yang retak dengan yang tidak. Retak pada telur dapat meningkatkan risiko terjadinya kontaminasi bkteri Salmonella yang mengakibatkan keracunan makanan. Maka, memisahkan telur yang retak menjadi langkah awal agar telur dengan kondisi yang masih baik tidak tercampur selama proses penyimpanannya. Apabila terdapat telur yang telah retak sebaiknya segera memecahkan telur yang retak dan menyimpannya dalam wadah rapat lalu langsung diolah atau diletakkan dalam pendingin.
Pada umumnya, masyarakat menyimpan telur pada suhu kamar dan adapula yang menyimpannya dalam suhu pendingin. Hal yang perlu diperhatikan apabila menyimpan telur dalam kondisi suhu berbeda ialah batas waktu penyimpanan sehingga telur masih aman dikonsumsi. Telur yang disimpan di suhu ruang (24-27C) memiliki waktu penyimpanan selama 14 hari, sedangkan telur yang disimpan pada suhu pendingin (4-10C) memiliki waktu penyimpanan selama 3-4 minggu. Penyimpanan telur pada suhu pendingin jelas lebih baik apabila dibandingkan dengan suhu ruang. Apabila ingin menyimpan telur pada suhu ruang yang perlu diperhatikan ialah jangan mencuci telur atau ada baiknya tidak membersihkan kotoran yang ada di cangkangnya. Hal ini karena cangkang telur memiliki pori dan terdapat lapisan pelindung di dalamnya yang dapat mencegah pembusukan. Apabila telur dicuci sebelum disimpan dikhawatirkan kotoran akan masuk ke dalam cangkang yang menyebabkan tumbuhnya bakteri Salmonella.
Posisi telur yang disimpan juga menjadi bagian penting untuk mencegah kontaminasi bakteri. Pada wadah penyimpanan bagian runcing telur ditaruh di bagian bawah, sedangkan bagian tumpul ditaruh di bagian atas. Penyimpanan ini dilakukan agar tidak menekan kantung udara pada telur sehingga kotoran atau mikroorganisme tidak masuk mengontaminasi putih dan kuning telur. Meletakkan telur secara terbalik juga dapat mencegah udara di dalam kulit telur bersentuhan dengan kuning telur. Semakin lama telur disimpan, untaian protein yang mengikat kuning telur ke putih telur akan mulai rusak, sehingga apabila menyimpan telur dengan ujung runcing menghadap ke bawah akan membatasi efek gravitasi karena kantung udara telah berada di atas. Kondisi ini akan menjauhkan bakteri dan menekan risiko penyakit saat memakannya.
Biasanya saat membeli telur di pasaran terdapat kemasan awal telur yang berbahan dasar karton sebagai tempat penyimpanannya. Banyak orang yang suka membuang kemasan tersebut dan meletakkan kembali telur pada kotak terpisah lain yang bahannya lebih kokoh. Karton asli telur merupakan tempat terbaik untuk menyimpan telur. Hal ini dikarenakan bahan komposit dari karton yang akan mencegah kulit telur menyerap bau dari barang lain selama penyimpanannya. Karton berfungsi untuk melindungi telur dari bau atau rasa makanan lain. Selain itu, menyimpan telur dalam karton membantu dalam mencegah kelembaban apabila telur disimpan dalam pendingin. Adanya karton mampu membuat telur tetap berjarak dan tertutup selama penyimpanan sehingga tetap aman dan tidak mudah retak.
Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyimpan telur selama di rumah. Telur adalah hasil peternakan yang mempunyai nilai gizi tinggi sehingga ada banyak sekali olahan pangan yang bahan dasarnya berasal dari telur. Telur harus dikonsumsi dalam keadaan baik, segar, utuh, dan tidak mengalami perubahan sifat organoleptiknya. Hal-hal yang dapat menjaga telur dalam kondisi baik ialah tata cara penyimpanan yang baik dan benar. Pilihlah bentuk telur yang baik saat membelinya. Pastikan suhu penyimpanan dalam keadaan yang sesuai karena suhu akan mempengaruhi lamanya penyimpanan telur. Telur haruslah dalam posisi yang tepat yaitu pada posisi terbalik dalam kotak penyimpanan aslinya. Penggunaan kotak penyimpanan yang asli mampu mencegah kontaminasi bakteri, dunia luar, hingga mencegah kelembaban selama penyimpanan telur. Tata cara penyimpanan telur perlu diperhatikan dengan baik apabila menginginkan kualitas telur yang baik dan mampu disimpan dalam waktu yang lama.
Dalam penyimpanan telur akan lebih baik apabila mengikuti beberapa ketentuan yang ada seperti pengaturan suhu yang sesuai, memilih kondisi telur yang baik, hingga menjauhkan telur dari barang-barang dengan bau menyengat. Telur merupakan komoditas yang berisiko tinggi dalam penyimpanan sehingga dibutuhkan saran penyimpanan yang baik untuk menjaga kualitasnya. Penyimpanan yang lebih baik akan memperpanjang masa simpan telur, namun pada tiap jenis telur memiliki perlakuan penyimpanan yang berbeda-beda sehingga akan diperlukan tata cara yang berbeda pula. Telur yang terlanjur terkontaminasi oleh bakteri langsung dipisahkan atau diolah apabila masih memungkinkan. Hal ini untuk mencegah kontaminasi ke telur lainnya dan mematikan bakteri yang mungkin masih hidup dalam telur. Artikel ini masih memiliki kekurangan dalam penggunaan kata-kata dan isi materi yang diberikan, sehingga penulis sangat terbuka dengan kritik dan saran yang diberikan oleh pembaca.