Sejak malam itu, Dru dengan berat hati menyampaikan dengan hati-hati pada dirinya sendiri bahwa Dru telah berhenti mencintai Bram.
Ribuan biji tasbih sudah bergulir namun tidak juga sampai pada akhir doa yang dipanjatkan bersama.
"Kamu pikir aku sehebat itu? Bisa dengan gagahnya mengakui pada waktu bahwa aku akan setia menunggu detik dan menit melaju hingga akhirnya kita sama-sama mengitari waktu dengan segala rencana yang baru ada di kepala?"
Oh Please Dru. Bukannya kamu jika memiliki rasa cinta tak bisa diganggu gugat? Kamu akan selalu berjuang hingga akhirnya dia ada di genggamanmu.
Aku mengenal Dru dengan sangat lekat dan dekat.
Dari sekian nyawa manusia yang aku singgahi, kadang aku sering tak habis pikir dengan kekuatan Dru saat menjulangkan harapan dan doa yang tak pernah terputus.
Nama Tuhan selalu ada di otaknya. Katanya cuma Tuhan yang bisa membuat segala hal yang tak mungkin menjadi mungkin.
Karena Tuhan juga Dru menjalani hidup dengan segala keajaibannya. Hari ini dia bisa tersenyum lepas, besok kemudian menangis meraung-raung lalu kemudian mengucap syukur telah diselamatkan Tuhan dalam ketidakinginannya.
Lantas kenapa dengan Bram kamu menyerah?
----------------------