Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Menunggu

Diperbarui: 3 Mei 2024   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepian senja yang redup
Ku menunggu dalam sunyi
Rindu merajai hati yang resah
Mencari kehadiran yang kini tiada

Di antara kabut malam yang pekat
Dalam pelukan sepi yang memeluk
Ku tatap bintang-bintang di langit
Menunggu cahaya yang tak kunjung datang

Mimpi-mimpi terbangun dan terurai
Di dalam alunan angin yang berbisik
Ku menanti datangnya waktu yang tepat
Saat semua rahasia terbongkar dalam keheningan

Meski waktu terasa lambat berlalu
Dan kesabaran mulai memudar
Ku tetap teguh di tempat ini
Menunggu, hingga waktu memutuskan

Karena di setiap detik yang berlalu
Ada pelajaran yang tersembunyi
Di balik kesabaran yang tulus
Ada kekuatan yang tak terkalahkan

O, menunggu, kau adalah seni yang agung
Di dalamnya tercipta keindahan dan kebijaksanaan
Ku bersyukur dapat mengarungi perjalanan ini
Menunggu, hingga akhirnya kita bertemu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline