Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Jenuh

Diperbarui: 31 Maret 2024   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di reruntuhan waktu, terpaut jenuh
Dalam hampa haru, hati berkeluh
Langkah tersendat, dalam kabut kelam
Di mata yang lelah, angan tergulam

Panas menyengat, dingin menusuk tulang
Jiwa merintih, dalam kekosongan yang mengalir panjang
Bertanya pada langit, mengapa jenuh tak pergi
Di antara cahaya, gelap terkubur rapi

Pahit getir hidup, dalam gelombang jenuh
Mimpi-mimpi terputus, di lautan kelelahan yang mendalam
Namun di sela-sela kepenatan, terdengar suara
Mengajak langkah, merangkul mentari yang merona




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline