Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Malapetaka

Diperbarui: 13 Februari 2024   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bibir malam gelap terkumpul
Rahasia gelap tersimpan di sudut hati
Malapetaka mengintai dalam bayang kelam
Menari-nari dalam lingkaran kehidupan

Tiada sinar yang menerangi jalan
Hanya redup kesedihan yang menghantui
Malapetaka, ah, ia menyapa dengan senyum
Merayap perlahan, menggenggam erat jiwa

Di balik senyuman palsu, tersembunyi luka
Terukir dalam lembaran masa yang kelam
Malapetaka, kau bukan sekadar mimpi buruk
Kau adalah nyata, kehampaan yang nyata

Namun dalam reruntuhan, kau tak sendiri
Di antara puing-puing, ada harapan yang berkobar
Melintas di angkasa, memancar kegelapan
Mengusir malapetaka, membawa cahaya

Di ujung malam yang kelam, terbitlah fajar
Bersinar terang, mengusir bayang-bayang
Malapetaka pun sirna, kalah oleh kekuatan
Keseruan hidup yang tak tergoyahkan

Meski malapetaka datang dalam gelap
Namun cahaya akan menyinari jalannya
Malapetaka bukanlah akhir segalanya
Namun awal dari kekuatan yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline