Siapa Jua Yang Peduli?
Kau desir angin yang datang selepas hujan
Menghampiriku sebatang pohon tua
Dengan cabang yang hampir semuanya tak berdaun
Sisa tangkai buah sepertinya tak kelihatan lagi
Sedikit saja angin kencang berhembus
Satu persatu ranting dan dahan akan gemeretak berjatuhan
Kau sisa makanan dalam piring besar
Seusai pesta ulang tahunmu
Sumbu lilin masih hangat dengan bara yang tak lagi terlihat nyata
Tepat di tengah-tengah meja
Di sanalah aku berada menatapmu dengan seksama
Selamat berulang tahun kawan, usia kita bertambah
Dalam perayaan yang tidak sama
Kau berhasil memeriahkan suasana
Sementara aku tidak
Itulah bedanya kita
Aku masih ingat
Saat lambaian terakhir tangan kirimu
Sehangat rel kereta api setelah dilindas berkali-kali
Sepertinya kau tak peduli
Bagimu, hidup adalah kini
Sementara aku hadir adalah nanti
Siapa jua yang peduli?
Bagaimana darah tertumpah
Dengan rasa sakitnya
Bagaimana bulu kuduk berdiri
Dengan ketakutannya
Adalah desir angin
Adalah sisa nyala lilin
Itulah bedanya
Siapa jua yang peduli?
Banjarmasin, 1 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H