Lihat ke Halaman Asli

Cici Nofia

Public Relations

Dialektika Menjadi Orang Dewasa

Diperbarui: 22 Februari 2022   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar:gamelab.id

Menjadi dewasa memang tidak semudah mengucapkan kalimat "aku sudah dewasa" , menjadi dewasa tidak berdasarkan usia, tidak berdasarkan gelar, maupun fisiknya.

Menurut Hurlock (1993) yang dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri terhadap cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang telah diperolehnya.

Substansinya yaitu usia bukan penentu kedewasaan namun usia justru yang menuntut kedewasaan.
saat seorang manusia berusia 23 tahun memiliki pemikiran dan kebebasan berbeda dengan anak usia 13 tahun, semakin bertambah usia manusia bertambah pula tanggung jawab terhadap kebebasan yang diterima nya.

Saat ini saya menginjak usia 23 tahun, hidup selama 3 tahun belakangan ini terasa lebih sulit dan terasa lebih lama dibanding 20 tahun sebelumnya.

Seringkali saya bertanya, mengapa ini sulit sekali untuk saya lalui ? apakah ini jawaban dari Tuhan atas doaku untuk dijadikan hambaNya yang lebih baik ?

Belajar dari sifat sifat berlian, dimana ia akan semakin bernilai karena terus menjalani tekanan yang berat didalam inti bumi.

Berada di kedalaman 150-200 km, suhu rata rata 900-1300 derajat celcius, tekanan 45 hingga 60 kilobar (sekitar 50.000 kali tekanan atmosfer dipermukaan bumi) dapat dibayangkan bukan ? bagaimana berat nya hidup si Berlian ini.

 Begitupun manusia, tidak akan bernilai tanpa adanya ujian sebagai tekanan yang membuatnya semakin bernilai. Manusia harus merasakan kesulitannya untuk beradaptasi dilingkungan ini, dipermukaan bumi ini dengan berbagai kondisi yang bervariasi, tekanan tekanan yang berasal dari diri sendiri, sosial maupun lainnya.

Orang yang dewasa tidak akan membandingkan hidupnya dengan orang lain, karena kedewasaannya menuntut ia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya bukan terus membanding bandingkan dan terjun diri ke sifat rendah diri.

Bukan hal yang mudah untuk bertahan, begitu juga untuk mundur. Melihat teman yang sudah, wisuda, menikah, punya anak yang lucu, suami yang sayang sekali padanya, dan keluarga harmonis yang selalu terpampang di halaman sosial  media nya pasti membuat kita merasa sedikit kesal, kecewa, sedih, bahkan iri. Namun dunia saat ini bukan dunia yang bisa kita ketahui seluruhnya, yang terlihat di layar ponsel tidak selalu sama dengan kehidupan kenyataannya. Setiap manusia memiliki ujiannya, jika kita terus mengeluh dan iri terhadap orang lain kapan kita bisa melangkah dan menjadi "dia" selanjutnya ?

Usiaku saat itu masih 10 tahun ketika melihat kakak perempuan ku yang bisa bebas kemana saja dan melakukan apa saja, rasanya menyenangkan menjadi orang dewasa 20 tahunan ya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline