Lihat ke Halaman Asli

Cicinda putri Marda zulpa

Mahasiswi universitas Andalas

Folklor Batu Ande Rubiah

Diperbarui: 12 Desember 2023   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Batu ande Rubiah ini dulunya berada di atas sebuah bukit di pesisir Selatan, ampiang parak tepatnya di desa sikabu diatas bukit ini juga merupakan tempat tinggal seorang perempuan bernama Ande Rubiah menurut masyarakat setempat Ande Rubiah memiliki rambut yang panjang dan saat ia berdiri di tepi bukit tersebut maka rambut nya akan menjuntai sampai ke bawah, ia selalu memakai selendang berwarna merah masyarakat juga mengatakan ketika Ande Rubiah ini sedang mandi maka satu kampung akan harum karena baunya dan masyarakat akan mengetahui bau harum itu berasal dari Ande Rubiah yang sedang mandi.

Diatas bukit tempat Ande Rubiah ini tinggal terdapat lah sebuah batu yang cukup besar yang didalamnya berisikan air yang tidak pernah kering menurut masyarakat air dari batu tersebut digunakan oleh Ande Rubiah sebagai sumur karena air dari batu tersebut tidak pernah kering sedikitpun, anehnya masyarakat setempat tidak bisa melihat wujud Ande Rubiah serta rumahnya ia hanya terlihat oleh para dukun dan hanya para dukun yang mengetahui wujud dan tempat tinggal Ande Rubiah, menurut para dukun Ande Rubiah memiliki empat orang cucu perempuan yang memiliki rambut yang panjang sama seperti dirinya dan selalu memakai selendang berwarna merah.

Menurut masyarakat di sumur tempat Ande Rubiah tinggal dulunya terdapat sebuah pila, pila ini merupakan tempat penyimpanan emas oleh masyarakat pada zaman dahulu karena masyarakat dulunya tidak memakai emas seperti sekarang bisa dikatakan pila itu merupakan harta karun, pila ini dulunya merupakan sandi dari batu Ande Rubiah  tersebut dan masyarakat juga mengatakan bahwa pila yang terdapat didalam sumur tersebut diambil helikopter tetapi masyarakat kurang mengetahui kebenaran hal tersebut. 

Tetapi, dulunya sebuah ekskavator juga pernah berusaha mengambil sandi dari sumur Ande Rubiah tersebut para pekerja proyek mengatakan mereka ingin mengambil sandi itu untuk dijadikan bahan proyek dalam pembuatan jembatan masyarakat melarang para pekerja proyek tersebut mengambil sandi dari sumu itu karena masyarakat ingin sandi itu tetap berada di sumur dan menjadi sejarah bagi anak cucu mereka nanti. 

Para pekerja tersebut tidak mendengarkan masyarakat dan tetap mengambil sandi dari sumur itu dan alhasil pengait dari ekskavator itu tersangkut dan tidak bisa di naikkan kembali keatas masyarakat tidak mengetahui para pekerja proyek tersebut dari mana mereka hanya mengetahui supir dari ekskavator itu merupakan orang cina. Setelah sebulan pengait ekskavator itu tersangkut seseorang mengatakan bahwa mereka harus menyembelih seekor kambing agar pengait ekskavator itu bisa di naikkan kembali .

Dulunya batu Ande Rubiah itu berada diatas bukit di tempat Ande Rubiah itu tinggal tetapi suatu ketika batu itu terjatuh kebawah dan posisi batu tersebut sekarang berada di pinggir jalan raya. Air dari batu itu dulunya digunakan oleh masyarakat setempat sebagai obat tetapi, sekarang tidak lagi karena masyarakat takut meminum air dari batu itu sebab posisi batu itu sekarang berada di pinggir jalan dan masyarakat juga mengatakan jika kita mengunjungi batu Ande Rubiah tersebut kita harus meninggalkan uang logam minimal 500 perak dan di masukkan kedalam batu tersebut lalu membaca sholawat tiga kali, alfatihah dan meminta izin kemudian mencuci muka sebanyak tiga kali jika kita mengunjungi batu ande rubiah tersebut. Dan sekarang ande rubiah sudah tidak tinggal di desa dan di bukit tersebut konon katanya ande rubiah ini pindah ke gunung talau dan sudah tidak pernah kembali ke desa tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline