Aku mau berbagi sepenggal cerita tentang kegiatanku selama melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di RT sendiri.
Saat bulan Juli 2020, aku ada di semester 6 dan sudah waktunya untuk melaksanakan KKN. Tepat di bulan itu pandemi Covid-19 sedang ramai-ramainya. Melihat keadaan yang tidak memungkinkan untuk di laksanakan seperti pada tahun sebelumnya, maka pihak universitas memutuskan dan memberi izin kepada para mahasiswa/mahasiswi untuk melaksanakan KKN di tempat asal masing-masing (bagi yang kembali ke daerah asal). Sedangkan bagi yang tidak kembali ke daerah asal, mereka melaksanakan KKN di lingkungan sekitar kos atau domisili. Sebenarnya kegiatan KKN menjadi salah satu kesempatan yang aku tunggu-tunggu selama duduk di bangku kuliah. Karena apa? Karena aku sudah membayangkan bahwa KKN akan bersama dengan teman-teman dari program studi lain, berinteraksi dengan warga, membuat program kerja bagi mereka, dan banyak lagi. Tapi keadaan berkata lain. Aku dan yang lainnya harus melaksanakan KKN di tempat masing-masing secara mandiri. Aku melaksanakan KKN di RT yang ada di salah satu perumahan di Kabupaten Banyumas. Singkat cerita. Setelah mengikuti bimbingan dengan dosen dan kakak pendamping, aku memutuskan untuk membuat program kerja yang memanfaatkan sampah kering sebagai hasil kumpulan dari warga RT. Apa aja sih sampah kering yang di kumpulkan? Dapat dikatakan bahwa sampah kering yang dikumpulkan warga adalah sampah-sampah mereka di rumah dan sampah tersebut dapat dimanfaatkan kembali (dimata para "penggila" sampah hehehe). Pada kenyataannya, sampah yang terkumpul masih kotor dan belum dipilah. Akibatnya, saat dijual ke pengepul sampah tersebut masih dalam keadaan campur dan mengurangi harga jual. Hal itu memang bukan yang utama, tetapi perlu diperhatikan. Menurutku, hal yang utama adalah kita dapat mengelola sampah sendiri mulai dari rumah.
Pengalaman saat KKN membuatku semakin semangat untuk memberi perhatian pada sampah, terutama pada sampah kering yang dapat dipilah dan dimanfaatkan kembali. Memang butuh waktu khusus untuk memperhatikan sampah-sampah di sekitar kita, tapi ada baiknya kita mulai dari hal yang sangat sederhana. Mulai lebih peka terutama pada sampah yang kita hasilkan. Saat itu aku menjadwalkan 2 hari khusus untuk memilah sampah. Memang memakan waktu yang cukup lama, tapi kegiatan ini aku laksanakan dengan senang hati.
Aku lanjut part 2 di diary selanjutnya ya. Ada apa nih kira-kira? :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H