Lihat ke Halaman Asli

Sri Budiarti

Sesekali saya suka menulis meski dengan kemampuan yang terbatas.

Berseluncur dengan Office 365, Why Not?

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14196581561836753091

Saya sebenarnya ingin protes atas penghentian kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa kita sebagai guru belum siap melaksanakan Kurikulum 2013. Statemen yang menyatakan bahwa kurikulum 2013 bukan dihapuskan namun ditunda pemberlakuannya, sesuai dengan Permendiknas No 160 tahun 2014, tak ubahnya seperti kurikulum tengah mengalami mati suri. Ketidaksiapan para guru Indonesia melaksanakan Kurikulum 2013 antara lain dilansir bahwa guru belum siap memunculkan ruh Kurikulum 2013 berbasis pembelajaran scientific serta minimnya pengusaan IT dalam mengelola hasil belajar siswa. Faktanya, ketika dikembalikan untuk melaksanakan Kurikulum 2006 kita merasa ada bagian yang hilang, yang diakui atau tidak dalam Kurikulum 2013 memiliki juga keunggulan yaitu mengurangi beban belajar siswa dalam penjejalan materi pelajaran yang kurang kontekstual dan transfer pengetahuan dari guru ke siswa yang bersifat searah.

Sementara sekolah kembali menggunakan kurikulum 2006 karena kurikulum 2013 sedang dievaluasi dalam berbagai aspek, yang salah satunya adalah pembenahan kesiapan para guru untuk menerapkannya dalam pembelajaran. Dalam satu sudut pandang di mana guru selaku ujung tombak dalam pendidikan, menilai kekacauan penerapan kurikulum 2013 merupakan bentuk kelalaian pemerintah dalam menunaikan kewajibannya memang bukanlah hal bijak. Guru harus siap apapun resiko dari pengambilan keputusan pemerintah tersebut dengan tetap menyediakan pendidikan bermutu bagi peserta didiknya sehingga hak mereka atas pendidikan bermutu tidak terancam. Sebagai bentuk komitmen akan terselenggaranya pendidikan bermutu, kesiapan seorang guru atas penguasaan Informatika dan Teknologi tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Dari latar belakang itulah, saya tak jemu-jemunya menimba ilmu dan pengalaman hingga saya merasa layak mengemban amanat sebagai guru yang siap mewujudkan cita-cita pendidikan kita. Saya senang mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan pembelajaran, salah satunya adalah pelatihan online untuk guru. Pada pelatihan ini kami diperkenalkan dengan Office 365 yang merupakan salah satu media online yang direkomendasikan kepada kami dalam pelatihan tersebut. Apakah Office 365 itu, mengapa dan bagaimana penggunaan aplikasi ini, awalnya nampak sulit bagi saya menggunakannya.

Hal ini membuat saya penasaran untuk bereksplorasi fitur-fitur yang ada, yang ternyata cukup lengkap dan menarik karena hal baru bagi saya. Office 365 berisi paket aplikasi Office Microsoft 2013 yang memuat paket Word, Excel, PowerPoint, OneNote dan Outlook yang dapat tersambung online dan memiliki berbagai fitur baru yang mempermudah setiap pekerjaan. Penyimpanan dokumen, foto, presentasi dan note dapat disimpan secara otomatis melalui penyimpanan Cloud SkyDrive/ OneDrive. Kita dapat mengakses, mengedit dan menyimpannya dari perangkat internet dengan browser yang kompatibel.

Office 365 adalah hal baru yang mengasyikkan sekaligus menjadikan pekerjaan rumah bagi saya untuk dituntaskan karena saya masih harus belajar lebih dalam lagi. Kepada teman-teman yang telah menggunakan aplikasi Office 365 terutama teman-teman peserta Diklat Online untuk Guru angkatan pertama dan kedua kiranya dapat berbagi karena banyak yang ingin saya dalami dalam berseluncur dengan Office 365. Jayalah Guru Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline