Lihat ke Halaman Asli

Cici Desri

Blogger

Upaya Hemat Air Bersih dari Rumah untuk Dunia

Diperbarui: 29 Agustus 2019   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

upaya hemat air bersih (Sumber: intisari.grid.id)

Selama setahun ini, saya memendam rasa yang tak nyaman dan selalu mengusik pikiran juga kenyamanan dalam beraktifitas sehari-hari. 

Sebagai ibu rumah tangga yang mengurus semua urusan rumah sendiri tanpa ART, pastinya saya sudah sangat terbiasa dengan urusan membersihkan rumah. 

Mulai dari memasak, mencuci pakaian, mencuci perabotan rumah tangga, mengepel, memandikan si kecil, menyiram tanaman dan lainnya.

Semua pekerjaan rumah yang saya lakukan sejak pagi hingga malam hari sangat bergantung dengan adanya air bersih. Setahun ini saya tinggal dirumah keluarga, di daerah Jakarta Timur, lokasi padat pemukiman yang dekat dengan area industri. Tepat didepan rumah kami terdapat tembok tinggi, yang mana batas antara pemukiman warga dengan salah satu pabrik pencetak kuda besi ternama.

Beruntunglah bagi mereka yang sudah menggunakan PAM Pemerintah, airnya lebih bersih daripada warga lain yang hanya mengandalkan air sumur bor. 

Selama ini saya bertahan dengan kondisi air yang bikin badan jadi lebih licin ketika mandi. Bahkan, jika saya menyimpan air dari kran didalam gayung atau ember seharian, malamnya dasar gayung atau ember tersebut langsung menghitam. 

Ya memang masih bisa dibersihkan, namun bukan itu yang membuat saya tidak nyaman, melainkan khawatir dengan kondisi air yang saya gunakan.

Jelas demi kesehatan, warga disini termasuk saya dan keluarga tidak bisa mengandalkan air sumur bor untuk dikonsumsi. Saya terpaksa harus membeli air isi ulang untuk minum dan memasak. 

Dalam sebulan sedikitnya saya menghabiskan 10-12 galon air bersih, sekitar Rp 250ribu pengeluaran untuk air bersih. Bagi masyarakat disini, ternyata bukan hal aneh, ini sudah terjadi selama berpuluh-puluh tahun. 

Contohnya, Ibu Evy (36 tahun) tetangga saya yang sudah tinggal selama lebih dari 20 tahun, sudah terbiasa dengan hal tersebut. Jadi bersyukurlah untuk ibu-ibu diluar sana yang masih bisa menggunakan air bersih dengan gratis.

Ternyata gak cuma soal air yang berbau dan licin, masalah lain muncul tahun ini ketika kemarau datang berkepanjangan. Sejak Januari hingga Agustus 2019, belum ada hujan sama sekali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline