Sering kalian jumpai, bahwa kalau seseorang sedang memasak pasti memakai bawang putih, jadi tidak lengkap kalau tidak ada sayuran tersebut. Bawang putih atau nama latinya Allium Sativum L. merupakan tanaman yang mirip pertumbuhanya dengan bawang merah, Perbedaanya tangkai dan daun bawang merah memiliki rongga yang mirip dengan tabung, sedangkan tangkai bawang putih padat, panjang, dan menyerupai payung.
Bawang putih tidak hanya digunakan untuk sayuran pelengkap dalam makanan, tetapi juga dimanfaatkan untuk perobatan. Telah disebutkan pada hadis nabi ; Ali bin Abi Thalib berkata, "Makanlah bawang putih dan berobatlah (dengan menggunakan)-nya, karena sesungguhnya di dalamnya terkandung obat (peyembuh) dari tujuh puluh macam penyakit," (HR. Ad-Dailami). 70 penyakit misalnya, bisa mengatasi orang yang sedang cacingan, menghilangkan rasa nyeri pada saat mentsruasi, bisa menurunkan tekanan darah, obat asma, masuk angin, batuk, bisa mengurangi rasa pening dikepala dan sengatan dari binatang.
Zat kimia yang terdapat pada bawang putih mengandung banyak sulfur. Sulfur adalah zat yang terpenting dalam bawang putih, zat tersebut yaitu alliin, allicin, allypropyldisulfide, dialil trisulfide, s-alilcysteine, s-alilmercaptocystein, vinyldihiines, ajoene dan lain-lain. Selain mengandung sulfur bawang putih juga mengandung enzim yaitu enzim elliinase, asam amino berupa germanium, tellurium, selenrum, dan lainya. Senyawa yang berperan aktif dalam bakteri misalnya, Allicin. Allicin berperan untuk mengahambat pertumbahan bakteri dalam bawang putih, aktivitas pada mikroba menghambat sintesis RNA dengan cepat. Jadi bawang putih ini tidak hanya menjadi sayuran pelengkap bagi masakan, tetapi juga menjadi sebagai pengobatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H