Orangtua adalah model yang dianggap paling baik oleh anak, anak akan meniru apa yang di lakukan oleh orangtuanya entah itu baik atau buruk apalagi ketika anak sedang berada di fase perkembangan karena anak belum mengerti tindakan yang baik atau buruk dan apa yang di pelajari oleh anak bisa jadi terbawa hingga di masa depan. Jadi di harapkan orangtua dapat memberikan contoh yang baik kepada anak,agar anak dapat meniru nya.
Seperti yang di alami oleh teman saya, sebut saja namanya Sarah. Ia bercerita kepada saya sebagai temannya bahwa ia terbiasa melihat orangtuanya bertengkar lalu saling mendiamkan satu sama lain. Hal tersebut ia tiru hingga ia dewasa saat ini ketika ia bertengkar dengan temannya ia akan memilih untuk diam dalam beberapa hari, dalam hal ini mungkin ia bertujuan agar temannya menyadari kesalahan apa yang telah dibuatnya.
Tetapi hal tersebut bukanlah hal yang baik, beberapa kali kami mencoba menasehatinya tetapi ia tetap saja seperti itu, ia berkata akan mencoba untuk berubah tetapi menurutnya itu adalah hal yang susah untuk di ubah karena hal tersebut sudah terbawa sejak ia kecil. Ia juga bercerita ketika ia berdebat dengan orangtuanya, ia di diamkan oleh orangtuanya adalah hal yang biasa menurutnya karena setiap berdebat orangtuanya akan memilih untuk mendiamkan teman saya, lalu ketika ia marah kepada orangtuanya ia akan masuk ke kamar nya dan mendiamkan orangtuanya mereka akan saling mendiamkan satu sama lain.
Bahkan ketika sedang saling diam dengan orangtuanya ia bersikap cuek-cuek saja dan berpikir bahwa ketika dia dan orangtuanya saling diam lalu yang mengajak bicara pertama kali adalah hal yang kalah. Hal tersebut masih berlajut hingga saat ini, itu memberikan dampak negatif pada psikologis teman saya karena apa yang dia lihat dan pelajari sejak kecil ia terapkan hingga masa sekarang.
Hal tersebut sesuai dengan teori belajar sosial dari salah satu tokoh psikologi yaitu Albert Bandura. Sudut pandang teoritis Bandura dalam teori pembelajaran sosial yaitu: (1) Pembelajaran pada hakikatnya berlangsung melalui proses peniruan (imitation) atau pemodelan (modeling). (2) Dalam imitation atau modeling individu dipahami sebagai pihak yang memainkan peran aktif dalam menentukan perilaku mana yang hendak ia tiru dan juga frekuensi serta intensitas peniruan yang hendak ia jalankan. (3) Imitation atau modeling adalah jenis pembelajaran perilaku tertentu yang dilakukan tanpa harus melalui pengalaman langsung. (4) Dalam Imitation atau modeling terjadi penguatan tidak langsung pada perilaku tertentu yang sama efektifnya dengan penguatan langsung untuk memfasilitasi dan menghasilkan peniruan. Individu dalam penguatan tidak langsung perlu menyumbangkan komponen kognitif tertentu (seperti kemampuan mengingat dan mengulang) pada pelaksanaan proses peniruan) pada pelaksanaan proses peniruan. (5) Mediasi internal sangatpenting dalam pembelajaran, karena saat terjadi adanya masukan indrawi yangmenjadi dasar pembelajaran dan perilaku dihasilkan, terdapat operasi internal yangmempengaruhi hasil akhirnya
Oleh karena itu, saya berharap agar orangtua di luar sana dapat memberikan contoh yang baik kepada anaknya karena anak adalah peniru yang handal. Serta saya harap orangtua dapat memberikan contoh pengolahan emosi yang baik terhadap anak dan orang yang ada di lingkungan sekitarnya karena hal tersebut juga mempengaruhi emosi anak dari sekarang hingga di masa depan. Mari jadikan generasi kita adalah generasi yang sehat secara psikis dan biologis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H