Puluhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) memenuhi Taman Kota Tainan, dan beberapa tempat daerah Kota Tainan. Minggu, (19/06/2016).
Terlihat di daerah taman mereka duduk bergerombol makan bersama, bermain gitar, untuk menikmati hari liburnya. Banyak yang berlalu-lalang, berteduh di bawah pohon menghindari terik matahari di musim panas, Taiwan.
Walau di Taiwan sangat panas 35 derajat celcius tidak meredakan aktivitas liburan mereka. Salah satu seorang TKI mengatakan “Liburan itu wajib, agar tidak stres dikurung dalam rumah” sebagai pekerja asing mereka tidak mendapatkan libur setiap minggunya. Terkadang majikan hanya memberi satu kali dalam sebulanDibeberapa tempat seperti Rumah Makan Indonesia juga dipenuhi para tenaga kerja Indonesia untuk makan makanan khas Indonesia, ada Soto, Sate, Gado-gado, dan jengkol hampir semua Toko Indonesia di Taiwan menyediakan ruangan karaoke untuk TKI melepas rasa penat selama diperantauan.
Tempat pusat pembelanjaan Kota Tainan juga dipenuhi oleh tenaga kerja asing setiap minggunya tidak hanya Indonesia, ada juga Vietnam, Philipina, dan Thailand Daerah itu selalu ramai oleh pengunjung, tempatnya strategis dekat dengan Station Tainan. Selain strategis harga barang-barangnya juga murah
Namun, ada juga tempat yang diisi beberapa tenaga kerja Indonesia belajar Bahasa Mandarin karakter China. Disalah satu toko Indonesia di Tainan kursus bahasa mandarin yang diadakan satu bulan sekali ini banyak diminati oleh tenaga kerja Indonesia. Kursus ini diselenggarakan oleh Indosuara salah satu majalah Indonesia di Taiwan dan Chung Yuan Christian University.
Harapannya tenaga kerja Indonesia memiliki bekal setelah purna menjadi TKI, dan bisa berkomunikasi baik secara lisan dan tulis. Saat di tanya, apa tujuan kalian mengikuti kursus bahasa mandarin? Chyintia murid dari kursus Mandarin mengatakan “Kelak ia ingin memdapatkan pekerjaan di Indonesia dari ilmunya tersebut. Mengingat sudah banyak para pengusaha China membangun pabrik di Indonesia. Dan bagi dia ilmu tidak akan sia-sia"
Banyak minat para pekerja untuk terus belajar, memanfaatkan waktu libur dengan hal-hal positif.
Memiliki hari libur bagi pekerja asing adalah sesuatu yang diharapkan setiap minggunya. Namun, banyak pekerja asing yang tidak memiliki hari libur. Di Taiwan mayoritas pekerjanya adalah seorang tenaga kerja wanita merawat jompo, orang tua, dan balita. Untuk mendapatkan hari libur mereka para pekerja harus menunggu para majikan mengijinkan.
Ada juga majikan yang tidak memberi pekerjanya hari libur. Bahwa hak dan kewajiban hari libur sudah dituliskan pada kertas kontrak kerja yang mereka tanda tangani antara majikan dan pekerja asing.
Namun banyak pekerja asing tidak mengerti isi dari kontrak kerja tersebut. Seharusnya sebagai pekerja asing mengerti isi dari kontrak kerja tersebut, agar pekerja asing tidak dimanfaatkan oleh majikan.
Di Station Kota Tainan sekitar pukul 17:00 waktu Taiwan terlihat antrian padat penumpang, dari gerbong satu sampai gerbong sembilan orang-orang mengantri menunggu kereta. Kebayakan orang dari antrian itu adalah orang indonesia dan Taiwan mereka mengantri tertib, tidak ada desak-desakan ataupun saling dorong. Dalam hal ini Taiwan dapat diacungi jempol, membiasakan adat mengantri dari hal kecil apapun yang dilakukan
(Nana Chyintia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H