Sebuah kilas balik. Pernahkah kalian mencoba untuk menghentikan rindu? Entah rindu kepada orangtua, pasangan, atau hal apapun. Kalau bisa, bagaimana caranya? Aku juga ingin mencobanya. Di mana tempat tepat untuk menghentikan rindu? Agar ia tergilas ganas kemudian lepas dan tak akan kembali. Kalau bisa dimusnahkan, mengapa harus menjadi penyakit penyergap relung. Ketahuilah, mau kau berkirim rindu sebanyak apapun, akan tetap kutepis. Biarkan ia terkoyak.
Pada perjamuan kala itu, dengan suara berbangga seolah akan menjadi paling terbaik. Nyatanya, kau hanya bocah kecil yang berlarian kesana-kemari membawa jar berisi janji. Aku tak dapat memahami apa sebabnya, kau mampu seceroboh itu. Apa karena gores tipis yang telah ia titipkan kepadamu? Sebelum benar-benar pergi. Tapi, bukankah kau lebih paham bahwa takdir Tuhan tak ada yang tahu kecuali Sang Maha Tahu itu sendiri. Lucu memang, melihatmu berlarian riang, mampu mengobati diri ini. Hingga terlena.
Namun sayang, perjamuan itu hanya sebentar. Tepat tengah malam. Tak lama, kau pergi. Tanpa pamit, dengan cepat menghapus jejak. Kau lihat, kini aku yang berlarian tanpa arah untuk mencari tempat pemberhentian rindu, agar tak lagi mampu menyiksa kalbu. Oh iya, aku lupa satu hal. Di manakah kau menyembunyikan jar berisi janji-janji itu?
Sedang mencari tempat pemberhentian rindu, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H