Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Agama dan Moral pada Anak Usia Dini

Diperbarui: 26 Februari 2017   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut Adams dan Gullota (1983), agama memberikan kerangka moral sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada didunia ini. Perkembangan moral (moral development) adalah mencakup perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi sengan orang lain (Hurlock).

Menurut Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap, yaitu:

  • Heteronomous Morality(5 sampai dengan 10 tahun)

Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.

  • Autonomous Morality atau Morality of Cooperation(usia 10 tahun ke atas)

Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain

Tahap Perkembangan Agama Menurut Teori Fowler

Tahap
Usia
Karakteristik
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
Tahap 6
Awal masa anak-anak
Akhir masa anak-anak
Awal masa remaja
Akhir masa remaja
 dan awal masa dewasa
Pertengahan masa dewasa
Akhir masa

  • Gambaran intuitif dari kebaikan dan kejahatan
  • Fantasi dan kenyataan adalah sama
  • Pemikiran lebih logis dan konkrit
  • Kisah-kisah agama diinterpretasikan
  • Secara harfiah, Tuhan digambarkan seperti figure orang tua
  • Pemikiran lebih abstrak
  • Menyesuiakan diri dengan keyakinan agama orang lain
  • Untuk pertama kali individu mampu memikul tanggung jawab penuh terhadap keyakinan agama mereka
  • Menjelajahi kedalaman pengalaman  nilai-nilai dan keyakinan agama seseorang
  • Lebih terbuka terhadap pandangan-pandangan paradoks dan bertentangan
  • Berasal dari kesadaran akan keterbatasan dan pembatasan seseorang
  • Sistem kepercayaan transendental untuk dewasa mencapai perasaan ketuhanan
  • Peristiwa-peristiwa konflik tidak selamanya dipandang sebagai paradok

Suntrock, John W. 2012. Perkembangan Masa Hidup (Life Span Development).

Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://yusufyukie.blogspot.co.id/2013/05/perkembangan-moral-dan-agama-anak.html

Dari keterangan diatas lalu bagaimana menerapkan agama dan moral yang baik kepada anak?

Nah, mari disini kita diskusikan bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline