Di tengah ramainya kasus antrian panjang gas elpiji 3 kg bersubsidi, muncul lagi berita terkait gaji ke-13 dan 14 para ASN di tahun 2025 yang gagal cair. Entah dari mana asal muasal pesan berantai itu, namun yang pasti isu itu sudah menyebar dan menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial seperti Tiktok, Group Whatsapp, hingga Facebook.
Tidak sedikit yang kecewa akan isu itu, karena sebagai ASN hanya gaji ke-13 dan 14 lah yang ditunggu-tunggu sebagai penghasilan tambahan. Di tengah isu hangat tersebut, pemerintah sendiri belum mengeluarkan statement apapun. Kita tunggu saja bagaimana perkembangan selanjutnya.
Di tahun 2025 ini memang bisa dikatakan keuangan para ASN kian terpuruk. Tidak heran jika isu ditiadakannya gaji 13 dan 14 menjadi hal yang sensitif dan banyak mengundang reaksi. Para ASN yang notabene merupakan masyarakat kelas menengah ini kian terhimpit dengan berbagai aturan namun kenaikan gaji yang tidak selalu terjadi di setiap tahunnya.
Sejak tahun 2014 hingga sekarang para ASN hanya mengalami kenaikan gaji sebanyak 3 kali. Kenaikan itupun selalu diiringi dengan harga-harga kebutuhan pokok yang ikut naik. Tidak heran jika di tahun 2025 ini banyak ASN yang berharap ada berita bagus terkait kenaikan gaji lagi.
Hal lain yang membuat para ASN kian terpuruk adalah diberlakukannya efisiensi anggaran tahun 2025 di sebagian besar Kementerian/Lembaga. Tentu secara langsung atau tidak langsung hal ini juga berdampak pada keuangan para ASN. Disisi lain tuntutan kinerja terus ditingkatkan, target-target tahunan juga harus tercapai. Pemotongan tukin menjadi ancaman tersendiri bagi para ASN jika target tahunannya tidak terpenuhi.
Di tengah gempuran keuangan ASN di tahun 2025 ini sebaiknya para ASN tidak terpaku akan semua kebijakan yang sudah diberlakukan. Kebijakan atau aturan yang mungkin dianggap sangat memberatkan para ASN tersebut sebaiknya perlu disikapi dengan pribadi yang bijak. Menghadapi berbagai permasalahan keuangan ASN di tahun 2025 ini ada beberapa solusi untuk mengatasinya.
Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran Keuangan
Sebagai ASN yang mendapatkan gaji bulanan, pengaturan keuangan menjadi hal yang wajib untuk dilakukan agar ketika akhir bulan tidak keteteran. Ketika pemasukan hanya mengandalkan gaji dan tukin saja tanpa ada pemasukan lainnya, sebaiknya para ASN lebih berhati-hati dan cermat. Perlu dicatat berapa pemasukan dan terutama semua pengeluaran baik yang tiap hari, tiap minggu, ataupun pengeluaran bulanan. Hal ini dapat membantu untuk mengontrol keuangan kita, alokasi keuangan pun lebih terpantau.
Perlu Membatasi Pengeluaran Sekunder dan Tersier
Di kondisi keuangan yang sedang sulit ini, sebagai ASN perlu ada prioritas pengeluaran. Pengeluaran primer harus lebih didahulukan seperti penyediaan bahan pokok makanan, SPP sekolah, bensin, hingga cicilan. Pengeluaran sekunder atau tersier seperti membeli skincare, mainan anak, atau asesoris mobil perlu untuk dibatasi dan dihitung lagi dengan cermat. Pembelian tas atau sepatu yang sedang hits bisa dikesampingkan dahulu hingga kondisi keuangan membaik.