Sebagai perempuan yang awam akan dunia percukuran para pria, lalu menimbulkan pertanyaan dibenakku, emang beda ya barbeshop dengan tukang cukur biasa? Setahuku barbershop itu hanyalah istilah kerennya saja dari tukang cukur rambut biasa.
Aku tinggal di sekitaran Jalan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Aku setiap hari wira-wiri di sepanjang jalan itu dan kuakui memang sangat jarang kutemukan tempat cukur rambut pria yang memiliki konsep sederhana yang hanya bermodal kaca, gunting, sisir, dan handuk. Ditambah dengan kipas angin sebagai penyejuk ruangan. Jika kuingat setidaknya cuma ada dua atau tiga tempat saja.
Bagaimana dengan tukang cukur rambut keliling yang biasanya dijumpai di bawah pohon asam atau pohon besar pinggir jalan? Sudah saya pastikan, tidak ada. Konsep tukang cukur rambut keliling di bawah pohon hanya dapat kita temukan di dokumentasi foto-foto lama saja. Kalaupun masih ada, aku jamin pelanggannya adalah kakek-kakek berusia senja.
Bagaimana dengan generasi muda sekarang? Aku punya anak cowok yang saat ini berusia 14 tahun atau menginjak kelas 9 SMP. Waktu SD dulu setiap ingin pangkas rambut ia selalu kubawa ke tukang cukur dekat rumah, tanpa protes dan tanpa keterpaksaan.
Tapi sekarang jangan harap ia mau nurut lagi. Pernah sesekali kubawa ke tempat tukang cukur rambut biasa, namun ekspresi wajahnya langsung berubah. Ketika waktu pangkas berikutnya akan kuantarkan lagi kesana, ia langsung dengan cepat menolak. Ia telah memantapkan pilihannya pada salah satu barbershop favoritnya di Jalan Pleret itu.
Ketika kutanya, emang beda ya barbershop dengan tukang cukur rambut biasa? langsung dijawabnya, 'Ya bedalah ma'. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada anakku saja, namun juga pada teman-teman lain sebayanya. Gaya rambut yang sedang trendi menjadi alasan utama mengapa anak-anak muda zaman sekarang lebih memilih untuk menata rambutnya di barbershop dibandingkan dengan tempat tukang cukur rambut biasa.
Barbershop umumnya dikemas dengan sangat apik dan lebih modern. Biasanya barbershop bertempat di ruko-ruko dengan fasilitas yang memuaskan, seperti pendingin ruangan dan tempat tunggu yang nyaman. Tidak hanya itu, paket-paket yang ditawarkan juga beragam, tidak melulu soal pangkas rambut saja. Ada treatment-treatment lain seperti creambath, mewarnai rambut, hingga facial.
Umumnya pegawai barbershop didominasi oleh mereka yang juga berusia muda antara 20-30 tahun. Pernah suatu ketika aku bertanya ke salah satu pegawai barbershop tempat anakku biasa pangkas. Sebelum bekerja sebagai tukang pangkas di barbershop tersebut, dulunya ia mendapatkan pelatihan khusus perihal style rambut dan gaya memangkas yang lebih profesional. Tidak heran style rambut yang ditawarkan di barbershop tersebut sangat beragam sesuai dengan keinginan pelanggan.
Meskipun barbershop harganya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan tukang cukur rambut biasa namun peminatnya tetaplah banyak. Keberadaan barbershop yang kian menjamur juga menimbulkan tingkat kompetitif yang tinggi sesama mereka. Tawaran akan model rambut terbaru dan fasilitas yang nyaman menjadi kunci utama agar barbershop tersebut mampu bersaing.
Bagaimana dengan tukang cukur rambut biasa? Apakah bisa berkompetisi dengan barbershop yang kian menjamur? Menurutku masih bisa. Barbershop dan tukang cukur rambut biasa memiliki pasar atau sasaran pelanggan yang berbeda.