Lihat ke Halaman Asli

6 Ragam Tinggalan Arkeologis Masyarakat Batak Toba di Kawasan Danau Toba yang Patut untuk Dilestarikan

Diperbarui: 15 September 2021   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: indonesia.travel

Kawasan Danau Toba sebagai salah satu wujud Wonderful Indonesia baru saja ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada sidang ke-209 di Paris, Perancis 20 Juli 2020. Kawasan Heritage of Toba ini memang patut mendapatkan penghargaan tersebut karena menyimpan berjuta keunikan dengan keragaman alam dan budayanya.

Sebagai DSP Toba (Destinasi Super Prioritas) yang memikat banyak wisatawan ini selain karena bentangan alamnya yang memukau, juga didukung oleh berbagai tinggalan budaya. Tinggalan budaya masyarakat Batak Toba tersebar baik di tepi danau dataran Pulau Sumatera maupun di beberapa pulau seperti Samosir dan Sibandang. 

Tidak perlu sampai ke luar Negeri, Kawasan Danau Toba merupakan paket lengkap MICE di Indonesia Aja untuk bisa mengenal berbagai budaya dan tradisi ketimuran. Seperti halnya masyarakat Batak Toba yang telah menghuni Kawasan Danau Toba dalam kurun waktu yang cukup lama.

Masyarakat Batak Toba beradaptasi dengan kondisi alam hingga memunculkan tinggalan-tinggalan budaya secara turun-temurun. Berbagai tinggalan arkeologis menunjukkan bagaimana masyarakat Batak Toba hidup secara arif dengan berbagai aturan lokal yang dipatuhi oleh masyarakat pendukungnya. 

Beberapa jenis atau ragam tinggalan arkeologis masyarakat Batak Toba di Kawasan Danau Toba di antaranya:

1. Rumah Adat Batak

Apabila kita berkunjung di Kawasan Danau Toba terutama di desa-desanya, kita akan menjumpai rumah adat Batak Toba. Umumnya rumah-rumah tersebut dihuni oleh keturunan Raja Huta atau pemimpin marga setempat. Umumnya rumah-rumah tersebut terbuat dari bahan kayu meskipun sebagian sudah ada yang disemen.

Terdapat 3 bagian dalam rumah adat Batak Toba sebagaimana mengacu pada konsep kehidupan mereka. Bagian bawah atau disebut dengan banua toru merupakan simbol kehidupan bawah atau makhluk halus. Biasanya bagian bawah ini berupa kolong yang digunakan untuk kandang ternak seperti ayam atau babi.

Bagian tengah atau banua tonga merupakan simbol kehidupan manusia. Biasanya pada bagian tengah inilah mereka tinggal. Pada bagian tengah ini dilengkapi dengan tangga dan pintu masuk, serta berbagai ornamen yang diukir di beberapa dinding luar seperti gorga, sulur, boraspati (cicak/kadal), binatang, dan lain sebagainya.

Pada bagian atas atau disebut dengan banua ginjang berupa atap rumah yang merupakan simbol dewa. Atap rumah adat Batak Toba biasanya terbuat dari ijuk dengan gaya melengkung seperti tanduk kerbau. Namun saat ini sebagian rumah adat tersebut sudah diganti dengan atap seng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline