Danau Toba merupakan salah satu kekayaan Alam dan Budaya 'Wonderful Indonesia' yang kini diakui sebagai Geopark Global UNESCO. Sebagai salah satu dari 10 Destinasi Super Prioritas (DSP), Pesona Danau Toba memang tidak pernah pudar. Kita bisa menikmatinya dari berbagai sisi sambil menikmati berbagai sajian khas Toba mulai dari Arsik ikan Mas, sambal Tuktuk, kopi Silintong dan Sidikalang, atau sekedar mencicipi mangga Toba.
Beberapa lokasi yang menampilkan keindahan 'Heritage of Toba' bisa dimulai dari Parapat dengan pondok-pondok pinggir danaunya, Puncak Simarjarunjung dengan foto ala-ala selebgram, atau dari sisi Desa Silalahi, Kabupaten Dairi dengan pesona Paroponya. Belum lagi dari sisi Pulau Samosir dan tentu masih banyak lagi spot-spot menarik lainnya.
Keindahan Toba dengan berbagai budaya dan pesona alamnya juga bisa dinikmati salah satunya di Pulau Sibandang. Pulau Sibandang atau disebut juga dengan Pulau Pardepur merupakan salah satu pulau di kawasan Danau Toba yang berlokasi di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Pulau tersebut merupakan pulau terbesar kedua di Kawasan Danau Toba setelah Pulau Samosir.
Untuk menuju ke Pulau Sibandang tersebut kita bisa menaiki kapal Feri dari Pelabuhan Muara dengan ongkos yang relatif murah. Hanya memerlukan waktu 15 menit, kita bisa berlabuh ke pulau tersebut. Tidak ada jalur mobil, hanya ada jalur setapak untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Tentu untuk menikmati pulau tersebut dibutuhkan stamina yang kuat karena ada beberapa tanjakan dari pelabuhan Sibandang.
Di Pulau Sibandang terdapat 3 desa dan yang paling banyak mendapatkan minat dan perhatian adalah Desa Sibandang. Desa Sibandang tepat berada di tepi danau dan singgahan Kapal Feri. Di Desa Sibandang tersebut terdapat beberapa destinasi wisata terutama terkait budaya Batak, pun wisata alamnya juga bisa sekaligus dinikmati. Beberapa destinasi tersebut di antaranya:
1. Rumah Tradisional Sibandang
Terdapat sederet rumah tradisional yang mencirikan etnik Batak di Desa Sibandang tersebut. Rumah tradisional dengan model rumah panggung tersebut disangga dengan tiang-tiang kayu serta tangga pintu masuk rumah. Pada bagian bawah atau kolong bangunan biasanya difungsikan untuk menyimpan kayu atau untuk kandang ayam.
Pada bagian dinding rumah terbuat dari kayu dan terdapat ornamen-ornamen seperti gorga, ayam, flora, maupun motif lainnya. Pada bagian kerangka atap juga terbuat dari kayu, namun sayang bagian atapnya tidak lagi dibuat dari ijuk dan sudah diganti dengan atap seng.
Biasanya yang menempati rumah tradisional tersebut adalah seorang Raja pendiri desa/kampung beserta keluarga dan keturunannya. Begitu juga dengan rumah-rumah tradisional yang ada di Desa Sibandang yang sebagian besar dimiliki oleh keturunan Marga Raja Gukguk yang merupakan pendiri Desa Sibandang.