Lihat ke Halaman Asli

Berapakah Umur Batu Ini? (Penelitian Arkeologi)

Diperbarui: 15 Juli 2021   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2018)

"Berapakah umur batu ini pak/bu?", ketika kita melakukan penelitian Arkeologi sering kali mendapatkan pertanyaan seperti itu. Masyarakat awam sangat berharap dengan adanya temuan-temuan berbahan batu di sekitar mereka, kita bisa membantunya untuk mengungkap terkait usia atau umur dari bebatuan tersebut.

Tidak memungkiri sangat banyak temuan-temuan arkeologi di sekitar kita yang berbahan batu, mulai dari menhir, sarkofakus, alat batu, batuan candi, arca, prasasti, batu-batu nisan, dan masih banyak lagi temuan lainnya. Dengan kedatangan kita para Arkeolog, masyarakat sangat antusias dan berharap dapat membantu mereka dalam mengungkap misteri masa lalunya.

Pertanyaan terkait usia atau umur sangat sering mereka lontarkan. Seolah para Arkeolog adalah para ahli bebatuan. Masyarakat sering salah kaprah membedakan antara ilmu Arkeologi dan Geologi.  Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. Sedangkan Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang budaya (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data artefaktual (benda) yang ditinggalkan. 

Dari pengertian tersebut ada persamaan dan perbedaan antara ilmu Arkeologi dan Geologi. Persamaan keduanya terletak pada benda yang akan ditelitinya, sedangkan bedanya pada ilmu Geologi yang ditekankan adalah ilmu kebumian tersebut baik itu ada jejak rekam manusianya maupun bentukan secara alami, sedangkan ilmu Arkeologi lebih fokus pada benda yang telah disentuh atau dimanfaatkan oleh manusia di masa lalu.

Jadi jika ada temuan artefaktual yang tidak ada indikasi adanya aktivitas manusia di masa lalu bukan menjadi fokus Arkeologi. Apakah indikasinya? tentu adanya jejak pengerjaan dari batuan tersebut sehingga memiliki bentuk tertentu, semisal arca ataupun alat batu. Bahkan batuan yang terbentuk secara alami namun secara konteks terdapat adanya indikasi aktivitas manusia bisa dijadikan sebagai data Arkeologi, semisal gua-gua hunian. 

Nah, sampai disini kita sudah paham kan apa itu bedanya Arkeologi dan Geologi. Lalu muncullah pertanyaan berikutnya, "berapakah usia arca ini Bapak/Ibu?" Disinilah sering kali para Arkeolog mulai merasa terpojok dan harus mulai menata kata untuk bisa menjelaskan pertanyaan tersebut.

Untuk mengetahui berapa usia bebatuan tersebut tidak bisa serta merta para Arkeolog menjawabnya. Disinilah pentingnya adanya kerjasama multi disiplin ilmu lain, misalnya ya para Ahli Geologi. Namun para Geolog pun tidak juga bisa serta-merta menjawab pertanyaan itu begitu saja. Ada langkah-langkap atau prosedur yang harus mereka lakukan sehingga bisa menjawab pertanyaan tersebut. 

Jika berkaitan dengan umur, tentu pekerjaan laboratorium menjadi kunci utama dalam menjawab pertanyaan tersebut. Bisa juga bekerjasama dengan pakar-pakar lain misalnya ilmu Kimia dengan melakukan carbon dating (pertanggalan) terhadap temuan tersebut. Hasil dari laboratorium tersebut pun lebih ke hasil kisaran tahun atau abad, bukan pertanggalan sedetil-detilnya seperti tanggal, bulan, dan tahun tertentu. 

Selain itu, ketika suatu artefak dikirim ke laboratorium maka sudah bisa dipastikan bahwa temuan tersebut akan dihancurkan dan tidak akan dikembalikan. Bagaimana jika temuan tersebut adalah temuan masterpiece atau satu-satunya yang ada di lokasi situs? sangat disayangkan kan jika itu harus dihancurkan.

Dan yang harus digarisbawahi bahwa pemahaman masyarakat tentang usia batu tersebut akan sangat berbeda. Ada dua hal dasar yang harus dipahami oleh kita semua, yang diinginkan adalah berapa usia batunya ataukah berapa usia batu nisan/arca tersebut. 

Dua hal ini sangat berbeda jauh. Jika pertanyaannya adalah usia batu, maka kita semua paham bahwa batuan tersebut sudah terbentuk selama ribuan tahun yang lalu, kemungkinan terbentuk sejak gunung meletus di wilayah tersebut yang mulai melalui proses pendinginan sehingga terbentuklah batuan-batuan alam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline