Hampir setengah tahun sudah kita hidup dalam kondisi yang banyak mengharuskan kita tetap tinggal di rumah. Segala aktivitas baik itu pekerjaan, pendidikan, ataupun hiburan semua harus banyak dilakukan di rumah.
Segala macam upaya dan cara telah dilakukan masyarakat untuk dapat mengubah gaya hidup yang semula banyak keluar rumah, kini harus dapat menyesuaikan diri dengan tetap bertahan di dalam rumah. Meskipun kebijakan pemerintah sudah membolehkan kita untuk keluar rumah namun berbagai aktivitas pekerjaan dan pendidikan masih banyak dilakukan di dalam rumah masih.
Dengan kondisi tersebut, pada 3 atau 2 bulan belakangan ini muncul juga maraknya kegiatan webinar. Yang awalnya bermula dari rapat kantor, kegiatan belajar mengajar sampai pada akhirnya seminar-seminar mulai digelar. Berbagai 'iklan' webinar mulai bertebaran di sosial media untuk menawarkan join mulai dari media zoom meeting, google meeting sampai live streaming youtube.
Salah? tentu tidak. Itulah salah satu bentuk upaya penyesuaian diri terhadap kondisi yang ada. Namun kebiasaan latah kita yang serba ikut-ikutan karena sedang menjamur ini yang akhirnya membuat sebenarnya untuk saya pribadi menjadi sangat membosankan. Adakah di antara kalian yang rajin mengikuti webinar namun setelah join, video dimatikan?
Kalau saya pribadi sering melakukannya. Mendengarkan orang presentasi berjam-jam, saya banyak menyambi webinar tersebut dengan melakukan aktivitas domestik seperti memasak, mengangkat jemuran, nyuapin anak, dan mencuci piring. Bagaimana dengan ilmunya? Entahlah semoga ada saja yang sedikit nyantol di kepala.
Begitu banyaknya pembicara-pembicara dengan background beraneka ragam dan berbagai kepakarannya, tentunya membuat webinar ini menjadi ajang untuk mengenalkan diri pada khalayak ramai tentang bagaimana kehebatan kita. Sekali lagi salahkah? Tentu tidak.
Webinar merupakan trend mutakhir yang sangat efektif dan efisien untuk mengenalkan diri, yang semula hanya dikenal di kota tersebut, akhirnya lintas kota, propinsi, pulau bahkan mungkin negara, bisa tau siapa diri kita tanpa harus bersusah payah mendatangi seminar offline dengan biaya perjalanan dan hotel yang sangat tinggi.
Bak youtuber-youtuber ternama, webinar merupakan ajang tersendiri bagi para akademisi untuk menaikkan ratingnya sehingga bisa mendapatkan follower yang banyak. Sekali lagi, salahkah? Tidak. Tidak ada yang salah dengan kegiatan tersebut.
Hanya saja di akhir kata saya ingin berpesan sedikit, teruslah berkarya dan jangan lupa menulis ya.... dan pastinya membaca. Jangan asyik waktu dihabiskan untuk mengikuti webinar-webinar terus. Semangat berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H