Sudah menghabiskan waktu kemana saja diakhir pekan kemarin? hanya berdiam diri saja dirumah dengan setumpuk pekerjaan yang tak ada habisnya? ataukah rehat sejenak, keluar rumah dan menghirup udara segar sambil menikmati pesona alam dengan segala keindahannya? Semua itu pilihan. Nah.... bagi warga Medan dan sekitarnya, menghabiskan akhir pekan bersama kerabat ataupun sahabat dekat sering dilakukan di beberapa tempat wisata yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Pilihan utamanya tentu mandi-mandi di pantai (bisa laut bisa sungai). Selain lokasinya terjangkau, juga biaya yang dikeluarkan tidaklah terlalu banyak.
Salah satu tujuan wisata alam yang sering menjadi tempat menghabiskan akhir pekan adalah Pantai Florida. Pantai Florida ini lokasinya tidak jauh dari Binjai, hanya ditempuh kurang lebih 30 menit dari Binjai atau 1 jam dari Medan. Pantai Florida ini tepatnya berlokasi di Desa Namu Ukur, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat. Jalan menuju lokasi pantai tersebut masih dibilang kurang bagus karena aspal sudah banyak yang rusak, selain juga lebar jalan yang hanya bisa dilalui dengan 1 kendaraan roda 4 saja. Tepat berhenti di depan SMA 1 Sei Bingai, area parkir telah disediakan, meskipun dengan kondisi yang sekedarnya.
Jalan menuju lokasi pantai, pengunjung masih harus berjalan kaki dengan medan yang menurun berliku, kurang lebih 500 meter. Beberapa pondokan telah disediakan di beberapa tempat di pinggir sungai. Untuk tiket masuk, masing-masing orang dikenakan biaya sebesar Rp.5000,-, kemudian sewa pondokan untuk satu tempat seharga Rp.35.000,-. Selain itu, disediakan sarana pendukung lainnya seperti toilet atau kamar ganti yang dikenakan biaya Rp.2000,- dan tempat beribadah pun juga disediakan bagi kita yang ingin sholat. Penyewaan ban karet juga disediakan dengan harga Rp.15000,-.
Pantai Florida ini berupa aliran sungai yang juga memiliki air terjun di salah satu sisinya. Pantai Florida yang terletak di salah satu sisi pegunungan Bukit Barisan ini memiliki aliran sungai yang cukup deras dengan bebatuan besar sehingga untuk beberapa anak-anak dibawah umur sangat disarankan untuk tidak terlalu bermain ke tengah kecuali jika didampingi oleh orang dewasa.
Untuk menuju ke lokasi air terjun, pengunjung harus menyeberang sungai dan melewati aliran deras tersebut sehingga sangat disarankan lagi untuk saling bergandengan tangan dengan teman atau kerabat yang pandai berenang karena terdapat beberapa bagian yang memiliki kedalaman lebih dari 1 meter. Terdapat jembatan kecil berbahan bambu yang sebelumnya telah disediakan pengelola untuk menuju ke lokasi air terjun. Namun saat ini jembatan kecil tersebut telah rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
Didekat air terjun, terdapat juga ranting pohon yang kokoh, sehingga pengunjung bisa bergelantungan disana. Untuk bermain ban karet, pengunjung biasanya berjalan dulu ke arah hulu, lalu duduk diatas ban, bisa sendiri atau berdua, bertiga. Karena banyaknya bebatuan besar, sering kali ban karet pengunjung tersangkut dibeberapa batu, namun justru itulah serunya bermain ban karet. Jika terkena derasnya air, tak sadar kita dibawa ke tempat air yang cukup dalam (lebih dari 1 meter) dan terkadang terbalik. Dan pastinya menambah keseruan pengunjung untuk mengulanginya lagi dan lagi.
Lelah sangat terasa setelah kita bermain ban karet, tidak hanya karena lelah berenang namun juga karena lelah tertawa lepas seharian. Dengan berbekal makanan dari rumah, beberapa pengunjung yang tidak menyukai permainan ban karet, bisa hanya duduk-duduk saja dipinggir sungai, sesekali menikmati menu makanan yang telah dibawa. LoveWeekend. LoveTravelling.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H