Mahasiswa Universitas Muhamamdiyah Malang mendorong Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk memIde tersebut sebagai budidaya lele dengan mennggunakan ember bekas. Ide ini terinspirasi dari melonjaknya harga BBM yang berimbas pada kenaikan bahan pokok di pasaran. Solusi ini dianggap dapat menghemat pengeluaran masyarakat mengingat bahan bahan dan alatnya sudah dimiliki atau mudah di dapatkan oleh semua kalangan.
Lima mahasiswa tersebut tergabung dalam Pengabdian Masyarakat oleh Mahassiwa (PMM) Kelompok 35 gelombang 11. Mereka sengaja memanfaatkan media ember karena bahan tersebut yang dapat ditemui di setiap rumah masyarakat, metode ini berusaha memberikan solusi bagi ibu ibu rumah tangga bahkan semua kalangan untuk membantu memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok dapur masing masing. Cara pengaplikasiannya adalah dengan memasukkan bibit lele ke dalam ember berisi air yang sudah di biarkan hingga keruh selama kurang lebih 1 bulan, lalu diatasnya atau di tutupnya ditanami tanaman hidroponik semacam sayur sayuran, tumbuh tumbuhan, bahkan eceng gondok agar dapat memelihara kualitas air. Untuk membuat media hidroponiknya kita cukup membeli net pot sebagai wadah tanaman yang akan di budidaya, dan melubangi bagian atas tutup ember sebesar media sekaligus sirkulasi udara bagi ikan lele.
Perawatannya pun tidak terlalu sulit dilakukan, cukup dengan membersihkan bagian dasar air untuk membersihkan ammonia atau sejenis racun yang bisa membuat lele cacat bahkan mati. Pakan yang di berikan juga beragam, mengingat lele merupakan hewan omnivora atau pemakan segal membuat ikan ini bisa di beri makan apa saja. Namun hal tersebut akan mempengaruhi lama pertumbuhan dari ikan lele, sedangkan untuk hidroponiknya lebih mudah lagi karena perawatan kualitas air pada kolam juga sebagian dari perawatan tanaman itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H