Lihat ke Halaman Asli

Cintaku Pada Bumi

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

[caption id="attachment_87561" align="aligncenter" width="300" caption="Foto"][/caption]

Saya adalah seorang remaja yang lahir di desa. Dikelilingi aliran sungai dan terhampar luas sawah sejauh mata memandang. Sayapun bersekolah di bawah kaki gunung Cililin Kabupaten Bandung Barat yang terbilang masih asri, meskipun masyarakatnya memang sudah mulai melek terhadap teknologi.Dan rupanya, hal tersebut menjadikan saya terlahir sebagai anak yang sangat mencintai alam. Awalnya kecintaan saya terhadap alam hanya sebatas mengagumi saja, tetapi hal itu berubah ketika saya mulai menginjak SMP dan mengetahui bahwa berbagai bahaya besar terhadap lingkungan dan bumi ini sedang terjadi di sebabkan karena ulah manusia sendiri yang tidak bertanggung jawab. Termasuk hal yang paling banyak diperbincangkan saat ini adalah Global Warming. Sejak saat itu, sayapun mulai melakukan tindakan-tindakan kecil yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan bumi tercinta ini. Salah satunya adalah dengan menanam pohon di pekarangan rumah saya. Pohon pertama yang saya tanam adalah pohon jambu dan itu saya lakukan beberapa tahun yang lalu. Kini, pohon jambu saya sudah tumbuh besar dan buah jambu yang anda lihat di artikel ini adalah buah pertama saya. Rupanya, buah jambu pertama saya memikat hati keluarga saya untuk mencontoh saya menanam pohon. Kini tidak hanya saya saja yang bersemangat menanam pohon, tetapi kakak dan orang tua sayapun selalu turut serta melakukan aksi penghijauan. Sampai saat ini, sudah lumayan banyak pohon yang sedang tumbuh dipekarangan rumah saya, seperti nangka, mangga dan sawo. Dan tidak hanya dipekarangan saja, teras rumahpun saya penuhi dengan tanaman-tanaman sehingga terlihat lebih hijau. Semoga hal tersebut dapat memikat hati tetangga saya juga agar ikut melakukan aksi penghijauan di rumahnya masing-masing. Setelah dilingkungan rumah, aksi penghijauan saya lakukan di sekolah. Saya menghiasi kelas saya dengan tanaman-tanaman. Sayapun mengajak teman-teman untuk berpartisipasi. Alhasil, semester lalu kelas saya menduduki juara tiga sebagai kelas dengan criteria 5K yang didalamnya mencakup keindahan karena terdapat banyak tanaman. Tahun lalupun saya berpartisipasi dalam acara penanaman 1000 pohon yang diselenggarakan oleh pramuka SMAN 1 Cililin untuk menghijaukan kembali wilayah Cililin dan hutan lindung disana yang kini mulai rusak dan tiada seindah dulu. Hal itu saya lakukan untuk semata-mata karena saya sangat menyayangi Cililin yang indah ini. Dan beberapa waktu lalu, saya kebetulan mengikuti lomba mading yang diselenggarakan oleh salah satu universitas di Bandung. Konsep dari madding yang diperlombakan adalah mangenai tata letak kota. Tetapi di mading itu saya menambahkan unsure-unsur penghijauan sehingga terlihat jelas bahwa tema mading tata kota saya adalah Go Green. Hal itu saya lakukan karena saya ingin menyampaikan kepada masyarakat banyak bahwa inilah saatnya untuk menyelamatkan lingkungan dan bumi tercinta ini. Melalui artikel-artikel dalam mading saya, saya ingin membukakan mata masyarakat bahwa tidak ada alasan untuk menanam dan tidak ada kata sulit untuk menghijaukan lingkungan. Memang, semua tindakan yang saya lakukan tadi hanyalah tindakan-tindakan kecil yang tidak dapat berpengaruh besar, tetapi saya berharap semua itu dapat berarti, terutama bagi lingkungan dan bumi yang saya cintai ini.Tentunya Allah Swt. Menciptakan bumi yang indah ini dengan senang hati agar kita bisa hidup sejahtera dengan memanfaatkan segala yang telah Dia sediakan di dalamnya. Jika kita membalas-Nya dengan merusaknya dan tidak menjaga pemberian-Nya yang Agung ini, maka ibaratlah air susu dibalas dengan air tuba.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline