Lihat ke Halaman Asli

Chuang Bali

Orang Biasa yang Bercita-cita Luar Biasa

KIta Semua Terhubung

Diperbarui: 21 Mei 2022   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehidupan kita dapat diumpamakan sebagai sebuah puzzle besar. Kehidupan tidak terbentuk sebagai sebuah entitas tunggal, melainkan tersusun dari potongan-potongan kecil yang saling melengkapi hingga membentuk sebuah gambaran besar yang kita sebut "hidupku".

Dalam sebuah puzzle gambaran besar hidup, ada tak terkira potongan-potongan kecil yang menyusunnya. Saya menyebut potongan-potongan itu sebagai "orang-orang tak tampak", karena secara fisik mereka mungkin tak bersentuhan langsung dengan kehidupan kita namun tanpa andil mereka kita tak mungkin menjalani hidup. 

Kita bisa menemukannya di bagian mana pun dari keseharian kita, mulai dari apa yang kita kenakan (pakaian dapat tersedia karena andil begitu banyak orang mulai dari petani kapas, pabrik pupuk, pabrik tekstil, penjahit, dan tentu saja Bumi, air, matahari, hujan, suhu, dan seterusnya), apa yang kita makan dan minum (petani menanam dan merawat tanaman padi yang lalu dipanen menjadi gabah, kemudian beras, dan akhirnya nasi, dengan dalam setiap proses itu melibatkan andil dan kerja keras banyak pihak).

Dan bagaimana dengan pencapaian-pencapaian kita? Di dalamnya klaim "akulah yang berhasil" hanyalah bagian kecil dari rantai panjang "orang-orang tak tampak" yang turut memberi andil. Sebagai contoh, ingatkah kita akan seorang guru yang darinya kita mula-mula mengenal bidang keberhasilan kita kini, yang menginspirasi kita untuk terus maju pantang mundur? Atau barangkali seorang sahabat lama yang selalu mendukung kita sehingga kita mantap dalam melangkah hingga mencapai puncak prestasi?

Bersyukur dan berterima kasih, menyadari bahwa "hidupku" tak akan pernah ada tanpa potongan-potongan kecil yang saling melengkapi, selalu mengingat dan menghargai "orang-orang tak tampak", membuat kita rendah hati dan membumi. Dan barangkali, sebagai wujud dari rasa syukur dan terima kasih kepada "orang-orang tak tampak" yang tak terhitung jumlahnya itu maka, dalam Buddhisme, para Buddhis diajarkan untuk mengharapkan "semoga semua makhluk bahagia".

Kini untuk hari ini, sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih, saya pun mengharapkan:

Semoga semua makhluk,
yang kecil maupun besar,
yang dekat maupun jauh,
yang terlihat maupun tak terlihat,
yang di alam ini maupun di alam-alam lainnya,
Semoga semua bahagia,
bebas dari duka, bebas dari marabahaya,
bebas dari derita batin dan jasmani.

200914




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline