Lihat ke Halaman Asli

Chuang Bali

Orang Biasa yang Bercita-cita Luar Biasa

Sedikit Itu Banyak

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin, 080314, di rubrik SOSOK harian KOMPAS saya membaca tentang Ibu Elisa Kasali. Beliau adalah istri dari Bapak Rheinald Kasali yang kita kenal sebagai tokoh cendekiawan bidang ekonomi namun yang kiprahnya tak terbatas hanya pada bidang kepakarannya. Bapak dan Ibu Kasali menaruh perhatian pada bidang pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini. Itulah mengapa mereka mendirikan TK-PAUD Kutliang dan taman baca di kediaman mereka yang berada di tengah-tengah perkampungan.

Ada sebuah kutipan menarik dari Ibu Elisa. Di TK-PAUD yang beliau kelola ada permainan balok. Permainan itu digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan tentang batas kepada anak-anak. Mereka akan diminta membuat kreasi-kreasi tertentu sesuai tema dengan menggunakan balok-balok itu, tetapi mereka tidak boleh membuang balok yang tak terpakai atau mengambil balok tambahan apabila kurang. Dengan begitu pikiran mereka dilatih untuk mengenal batas sekaligus memanfaatkan batas-batas tersebut secara optimal.

Ibu Elisa memberi ilustrasi seperti ini: misalnya ada seorang ayah yang memiliki tiga orang anak. Anak pertama diberi uang Rp 500, kedua Rp 300, dan ketiga Rp 100. Jika dikelola dengan benar, uang Rp 100 bisa menjadi Rp 500, sebaliknya uang Rp 500 bisa tidak berarti apa-apa karena salah kelola.

Sedikit itu banyak. Kecil itu indah. Kita barangkali terlalu sering terpaku dan terpukau pada segala hal yang banyak, yang besar, yang “wah”. Padahal alam telah mengajarkan kita bahwa ukuran tidaklah selalu penting, jumlah bukanlah faktor satu-satunya bagi keberhasilan atau kebahagiaan.

Semut adalah binatang kecil yang mungkin sering dianggap remeh karena kemungilannya. Tetapi semut punya kekuatan dan kecerdikan luar biasa: semut mampu mengangkat beban yang beratnya 10x dari berat tubuhnya sendiri dan para semut adalah masyarakat cerdas dengan sistem sosial yang hebat. Rayap, saudara dekat semut, juga tak kalah hebat. Mereka sanggup membangun sarang bak istana karang, tinggi menjulang dan kokoh dan memiliki arsitektur hebat yang menjamin kehidupan di dalamnya dapat berlangsung dengan nyaman dan aman.

Belanda adalah negeri kecil yang penduduknya sedikit serta dengan sumber daya alam yang terbatas. Namun mereka mampu menaklukkan tanah seluas Indonesia selama lebih dari 300 tahun. Dalam kisah-kisah peperangan pun kita bisa temukan bagaimana bala tentara yang sedikit tetapi dipimpin seorang jenderal bijak mampu menaklukkan bala tentara lawan yang berjumlah berkali lipat dari mereka.

Sedikit bisa berarti banyak. Di ranah spiritual kita kenal ungkapan bahwa “menaklukkan seribu musuh tak sebanding dengan menaklukkan satu musuh yang berada dalam diri sendiri”. Dan kebahagiaan sejati justru diperoleh dengan pelepasan, bukan pemilikan: semakin sedikit yang dilekati, semakin bahagia jadinya.

Sedikit itu banyak. Kecil itu indah. Mereka yang tahu batas dan tahu cara mengelola batas-batas itu secara benar dan bijak akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan.

090314




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline