Hidup ini tentunya tidak terlepas dari berbagai masalah, juga rintangan, dan hal-hal tersebut terkadang membuat emosi menjadi tidak stabil. Jenis emosi pun sangat beragam, mulai dari menangis, marah, sedih dan lain sebagainya.
Mungkin, jenis emosi marah adalah salah satu contoh emosi terbesar yang sering meluap. Entah soal pekerjaan yang dibawa ke rumah atau pun soal rumah yang mungkin terbawa ke kantor dan sebagainya. Intinya, jika tidak dikeluarkan dengan baik maka akan menimbulkan efek yang buruk dan berkepanjangan.
Belakangan ini pun, secara pribadi saya mengalami sedikit-banyak masalah dari berbagai aspek kehidupan yang membuat emosi menjadi tak menentu. Saya ingin berbagi sedikit tips bagaimana cara saya meluapkan emosi agar bisa menjadi refleksi bagi para pembaca.
Pertama, yang saya lakukan adalah menangis. Saya bukan tipe orang yang cepat marah, namun saya lebih banyak diam. Kemudian, diamnya saya pada akhirnya membuat saya menangis.
Menangis ternyata sangat baik untuk kesehatan dan sebagai sarana meluapkan emosi. Menangis juga bisa membersihkan energi negatif dan memungkinkan untuk energi positif bisa masuk. Setelah menangis, saya akan merasa lega walaupun memang menangis tidak menyelesaikan masalah.
Selanjutnya, menyendiri dan berteriak sekencang-kencangnya. Karena keadaan tempat tinggal di tengah kota yang tidak memungkinkan untuk berteriak, dan demi menghindari pandangan negatif tetangga, saya memutuskan untuk pergi ke pinggiran kota, ke alam terbuka.
Berteriak dan bercerita kepada alam semesta. Saya percaya bahwa semesta berhubungan dengan satu sama lain, dan semesta mendengar semua keluh kesah yang saya rasakan.
Yang terakhir, yang saya lakukan adalah menulis. Menulis atau writing therapy adalah kegiatan menjadikan tulisan sebagai media untuk meluapkan emosi, kekesalan, bahkan trauma.
Cara ini baiknya dilakukan setiap hari agar kita merasa lebih tenang karena tidak memendam emosi lagi. Menulis sesuka hati tentang apa yang kita rasakan dan inginkan, tentunya menjadi sarana bagi kita untuk jujur kepada diri sendiri.
Seringkali, saya menuliskan kata dan menyampaikan perasaan saya lewat tulisan, dibandingkan dengan menyampaikannya secara langsung. Karena bagi saya, menulis mungkin bisa menjadi cara yang paling ampuh dilakukan agar dapat menyampaikan perasaan, namun tidak menuntut untuk menyampaikan rasa tersebut secara langsung.