Lihat ke Halaman Asli

Chaerul Sabara

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Apapun yang Dihadapi Tiket Olimpiade Harus Kita Rebut

Diperbarui: 9 Mei 2024   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: (Bola.com/Adreanus Titus)

Asa terakhir Timnas Indonesia U23 untuk menuju ke Olimpiade Paris 2024 adalah memenangkan laga play-off melawan wakil dari Afrika, Timnas Guinea U23. Pertandingan Indonesia U23 vs Guinea U23 yang akan digelar malam nanti di INF Clairefontaine, Prancis adalah laga hidup mati bagi kedua tim yang mendambakan penampilan di Olimpiade, Indonesia terakhir kali tampil di Olimpiade pada 1956 dan Guinea pada Olimpiade 1968.

Ini merupakan laga yang cukup berat bagi Timnas Indonesia yang berperingkat FIFA 134, sementara itu Tim Guinea menempati peringkat 76 FIFA per April 2024 dengan poin 1.324,65. Ranking FIFA tertinggi yang pernah dicapai Guinea adalah peringkat ke 22 dan terendah di 123.

Pasukan Shin Tae-yong sepertinya butuh banyak keberuntungan dalam menghadapi partai hidup mati melawan Guinea ini, apalagi beberapa pemain pilar yang diandalkan tidak dapat bergabung bersama tim. Kapten tim Rizky Ridho terkena skorsing kartu merah, Justin Hubner yang belum ada kepastian izin dari klubnya Cerezo Osaka, demikian juga harapan mendatangkan Elkan Baggot belum ada kejelasan.

Tetapi apa pun kondisi dan situasi yang dihadapi oleh pasukan Garuda Muda kita, optimisme harus tetap dibangun. Semua pemain harus fokus pada tugas dan tanggungjawabnya, baik itu pemain inti dan juga pemain bangku cadangan serta pemain yang baru bergabung seperti Alfeandra Dewangga.

Berangkat dari pengalaman melewati Piala Asia AFC U23, yang hasilnya jauh melampui ekspektasi awal tim yang tidak bermimpi (menargetkan) tampil di Olimpiade. Tetapi kita telah berada di fase ini, meski di dua kesempatan sebelumnya kita gagal, dan play-off kontra Guinea ini adalah kesempatan terakhir, kita harus yakin, tak ada lawan yang berat dan tak ada lawan yang ringan, kita punya kans yang sama.

Semoga pemulihan fisik, stamina dan semangat tim pasca terkuras habis setelah melewati pertandingan spartan di AFC U23 telah kembali full charger. Catatan khusus ada pada performa Fajar Fathurahman dan Rio Fahmi yang sedikit dibawah ekspektasi, begitu juga dengan Ramadhan Sananta dan Jeam Kelly Sroyer, agar mereka lebih fokus, dan selebihnya bermainlah lepas dan hasilnya biarlah takdir yang menentukannya.

Tentang tim Guinea sendiri sebenarnya kita sama saja. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dari tim ini, tetapi kita tentu tetap harus tak boleh lengah apalagi menganggap remeh lawan. Meski secara peringkat Guinea jauh di atas Indonesia (peringkat Timnas senior), tetapi peringkat FIFA ini bukan ukuran apalagi untuk level U23.

Perjalanan Guinea hingga ke babak play-off ini hampir mirip dengan perjalanan Indonesia, mereka juga merupakan tim debutan di Piala Afrika U23 dan berakhir di peringkat ke-4. Tetapi mereka beruntung karena format Piala Afrika setelah babak penyisihan langsung semifinal dimana mereka kalah 1-0 melawan Mesir.

Sebuah catatan khusus, bahwa pasukan berjuluk Syli Nationale ini sebagian besar adalah punggawa di tim senior Guinea. Sehingga dari segi pengalaman, tim muda Guinea ini sudah teruji, para pemain U-23 ini mampu berperan besar untuk mengantarkan timnas senior Guinea mencapai babak perempat final Afcon 2023.

Yang perlu diwaspadai oleh Shin Tae-yong dan pasukannya adalah bahwa pasukan Guinea U23 yang akan mereka hadapi di Paris nanti sebagian besar berbeda dengan tim Guinea yang meraih peringkat ke-4 di Piala Afrika U23 yang saat itu dilatih oleh Morlaye Cisse (September 2022 - April 2024).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline