Hari Kedua Belas AS Terbuka 2023 mempertandingkan laga semifinal tunggal putra di Pusat Tenis Nasional USTA Billie Jean King pada 08 September 2023 di Flushing Meadows di Queens wilayah Kota New York. Novak Djokovic menghadapi tantangan petenis muda harapan masa depan publik tenis Amerika Serikat Ben Shelton.
Para penggemar Ben Shelton di Stadion Arthur Ashe begitu gembira melihat petenis muda yang tak kenal takut ini dan berharap dapat meraih final pertamanya di level turnamen mayor. Tapi Novak Djokovic tahu bagaimana menempatkan pemain baru seperti ini ke dalam permainan yang diinginkannya. Ia menghindari agresi lawan dengan pukulan forehand kuat dan terarah serta servis yang tepat, sebelum secara bertahap membangun ritme permainan yang menjadi ciri khas Nole yang menjadikannya petenis putra tersukses dalam sejarah tenis.
Djokovic meraih kemenangan mudah 6-3, 6-2, 7-6(4) yang membawanya ke final ke sepuluhnya di AS Terbuka, yang mana ini berarti ia menyamai rekor berusia 94 tahun yang dibuat oleh Bill Tilden, pemain Amerika terhebat di era perang dunia. Kini hanya kedua orang inilah yang bisa mencapai 10 final AS Terbuka. Djokovic dengan sembilan laga final sebelumnya hanya hanya bisa meraih tiga gelar – rasio kemenangan sebesar 33 persen yang ingin ia tingkatkan pada hari Minggu nanti, menunggu pemenang pertemuan antara juara AS Terbuka 2022 Carlos Alcaraz dengan juara AS Terbuka 2021 Daniil Medvedev. (catatan: Medvedev mengalahkan Alcaraz 7-6(3), 6-1, 3-6, 6-3)
Semifinal melawan Shelton ini ibarat pendidikan klasik yang diberikan oleh Djokovic kepada banyak penantang muda selama belasan tahun kiprah Nole di tenis profesional. Penampilan Shelton sendiri dalam usianya yang masih 20 tahun mengingatkan kita pada remaja Jerman Boris Becker, yang bersenjata servis maut yang menggeledek untuk mengalahkan lawannya yang jauh lebih senior. Namun bagi Djokovic yang begitu berpengalaman meredam serangan dan mengeksplore kelemahan lawan, Ben Shelton masih terlalu mentah, jika sebelumnya Shelton tercatat rata-rata membukukan 15 servis ace tapi saat melawan Djokovic ia hanya sukses membuat lima servis ace.
Penggemar Shelton di Arthur Ashe Stadium mendapatkan angin segar dengan tampilan impresif Ben Shelton di game pembuka. Ben melakukan sepasang pengembalian servis yang besar kemudian melanjutkannya dengan serbuan ke depan net dan memastikan melahap poin melalui pukulan voli. Sayangnya Shelton terlihat seperti kebanyakan pemain generasi milenial yang tampil semangat tapi angin-anginan – Shelton menghasilkan poin spektakuler tetapi tidak dapat mempertahankan konsistensinya cukup lama melawan pemain paling elit yang masih tersisa saat ini.
Keistimewaan Shelton saat mengalahkan sepasang rekan senegaranya Frances Tiafoe dan Tommy Paul yang tidak memberikan perlawanan yang berkelanjutan tidak berkutik di hadapan Djokovic. Djokovic berada di kelas yang sama sekali berbeda dengan Tiafoe dan Tommy Paul, Nole dengan pengalaman dan ketenangannya berhasil menjinakkan sebagian besar senjata Shelton. Kejutan servis geledek, yang bahkan servis kedua berkecepatan di atas 140 mph yang dilepaskan Shelton mampu diredam Djokovic dan membalasnya untuk memenangkan poin.
Servis dengan kecepatan 143 mph mungkin terdengar wow – dan itu adalah angka yang lebih tinggi daripada siapa pun yang tercatat di acara ini, dengan orang Amerika lainnya, Taylor Fritz, menempati posisi kedua di papan peringkat dengan kecepatan 142 mph. Namun meskipun Shelton mencapai angka kecepatan itu dua kali dalam laga melawan Djokovic, kecepatan ini masih tertinggal 6 mph dari angka terbaiknya untuk turnamen tersebut.
Namun, kita juga bisa menduga ada sedikit kendala dalam penampilan Shelton jika melihat bekas lingkaran merah pucat di bahu Shelton, yang menandakan ia telah melakukan semacam terapi bekam. Shelton tidak hanya mencapai semifinal tunggal putra, tetapi juga ganda campuran berpasangan dengan Taylor Townsend yang akhirnya juga kalah melawan pasangan Austin Krajicek/Jessica Pegula, sementara itu tampilan Shelton di ganda putra berakhir di babak pertama.
Barulah menjelang akhir set ketiga ancaman serius mulai diperlihatkan Shelton. Shelton mematahkan servis untuk pertama kalinya dalam pertandingan tersebut, untuk menyamakan kedudukan menjadi 4-4, dan kemudian sekali lagi mematahkan servis Novak untuk memaksakan tie-break. Tapi seperti biasanya, Djokovic adalah tembok yang keras kepala, membuyarkan harapan kecil Shelton dengan permainannya yang tanpa cela. Rekor tie-break terbaru Djokovic di turnamen mayor adalah 15 kali menang dari 16 kali kesempatan, dengan satu-satunya pengecualian terjadi saat melawan Alcaraz di final Wimbledon 2022, Djokovic menyelesaikan tantangan Shelton untuk menuju gelar ke-4 US Open dan ke-24 Grand Slam dalam waktu 2 jam 41 menit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H