"Liverpudlian tentu dirundung kecewa dan kesedihan, menerima kenyataan tim favorit mereka kembali menelan kekalahan yang kedelapan musim ini. You'll Never Walk Alone Liverpool"
Entah bagaimana cara menggambarkan anomali performa Liverpool musim ini. Inkonsistensi pasukan Jurgen Klopp begitu nyata terlihat.
Setelah secercah harapan kebangkitan Mohamed Salah cs usai kemenangan 7-0 atas Manchester United kemudian digantikan dengan kekalahan dari Bournemouth.
Bournemouth ini tim yang terancam degradasi, dan merupakan lawan yang mereka cukur 9-0 di Anfield pada putaran pertama pada Agustus silam. Kenyataan ini semakin menambah rasa ketidakpastian yang konyol bagi para Liverpudlian.
Satu pertandingan, dengan rekor kemenangan atas Manchester United, ternyata tidaklah cukup untuk menyatakan bahwa Liverpool telah mulai bangkit.
Pelajaran berharga didapatkan The Reds dari kekalahan menyedihkan di Vitality Stadium melawan Bournemouth, betapa penguasaan bola tidaklah berarti apa-apa jika kecanggungan permainan antar lini masih terlihat nyata di lapangan.
Seiring bertambahnya usia dari skuad Jurgen Klopp, refreshing skuad belum berjalan sebagaimana yang diharapkan adalah masuk akal untuk bertanya apakah Jurgen Klopp telah diperlengkapi dengan amunisi pemain yang sesuai dengan kebutuhan membangun tim yang lebih solid.
Kegagalan penalti di babak kedua dari Mohamed Salah yang tidak pernah gagal dalam eksekusi penalti semakin mempertegas ada tekanan yang melingkupi ditengah merosotnya performa Liverpool. Jika saja eksekusi Salah tidak gagal, mungkin hasil akhirnya akan berbeda.
Gol Philip Billing di menit ke-28 sudah cukup bagi Bournemouth untuk mengklaim kemenangan tipis 1-0 atas Liverpool, mengakhiri delapan pertandingan tanpa kemenangan The Cherries dalam pertemuan Liga Premier mereka dengan The Reds.
Cody Gakpo, Darwin Nunez dan Mohamed Salah yang saat kemenangan mengesankan atas United semuanya mencetak dua gol tetapi kali ini begitu kesulitan untuk melakukan shot on target.