Sebagaimana dengan kewajiban tak resmi sejak bertahun-tahun lalu, setiap tanggal 30 September pastilah diwarnai dengan pemutaran film Pengkhianatan G30S PKI yang disutradarai oleh Arifin C. Noer yang dirilis tepatnya di tahun 1984.
Film Pengkhianatan G30S PKI telah menjelma menjadi film "wajib" guna mengenang tragedi 30 September 1965 yang dianggap sebagai puncak dari pemberontakan PKI mulai dari pemberontakan 1920, 1948 dan terakhir 1965.
Terlepas dari ada pihak yang menganggap bahwa pemberontakan oleh PKI ini adalah rekayasa, tetapi sebahagian besar fakta sejarah yang diketahui oleh umum, mendukung bahwa gerakan PKI adalah nyata dan benar adanya.
Kontroversi yang berkembang sekaitan dengan peredaran film besutan Arifin C Noer ini, adalah apakah ini fakta sejarah atau propaganda rezim Soeharto?. Di era orde baru mempertanyakan kontroversi film ini tentulah merupakan hal yang tabu. Meski saban tahun sejak 1984 terus diulang putar sebagai bagian dari 'ritual' peringatan peristiwa G30S PKI, masyarakat masih antusias untuk menyimak film yang berdurasi 3 jam 40 menit ini.
Namun demikian, saat kejatuhan orde baru, tepatnya di tahun 1998 di saat pemerintahan presiden BJ Habibie, melalui menteri penerangan yang waktu itu dijabat oleh Yunus Yosfiah serta menteri pendidikan dan kebudayaan Yuwono Sudarsono telah menginstruksikan untuk tidak lagi memutar film ini.
Tetapi meski demikian, film yang berjudul asli Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI ini masih saja mendapat tempat di ruang kenangan orang-orang yang anti komunis, bahkan beberapa tahun belakangan ini termasuk hari ini, film ini kembali tayang di layar kaca stasiun televisi.
Bagi golongan yang anti komunis, apa yang digambarkan dalam tayangan film yang mendapatkan penghargaan skenario terbaik pada Festival Film Indonesia 1985, merupakan pelajaran penting bagi generasi muda untuk mengetahui bahaya sekaligus kekejaman komunis yang sangat tidak sesuai dengan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa.
Untuk itulah maka film ini jadi wajib tonton khususnya bagi generasi muda yang lahir sebagai generasi ke-4 agar mengetahui sejarah kelam yang mewarnai perjalanan bangsa ini dalam menghadapi bahaya laten dari komunisme.
Apakah film ini adalah fakta sejarah yang akurat? Mungkin masih menyimpan banyak pertanyaan, banyak kontroversi. Tetapi meski demikian secara fakta film yang diangkat dari catatan sejarah dalam buku berjudul ‘Percobaan Kudeta Gerakan 30 September di Indonesia’, yang ditulis oleh sejarawan militer mantan Mendikbud di era orde baru Nugroho Notosusanto dan investigator Ismail Saleh boleh dikatakan telah hampir sesuai dengan kenyataannya meskipun itu belum komprehensif.
Sejalan dengan ritual pemutaran film G30S PKI ini, di tanggal 30 September media-media tanah air juga selalu diramaikan dengan kilas balik, kontroversi dan juga harapan serta segala macam pernak-pernik pro kontra komunisme di negeri Pancasila tercinta ini.