Lihat ke Halaman Asli

Chaerul Sabara

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Masih Perlukah Demo Kenaikan BBM ataukah Perlu Sabar?

Diperbarui: 13 September 2022   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: kompas.com/REZA AGUSTIAN

Demo mahasiswa masih terus bergulir, dan terjadi di hampir semua wilayah, ada yang berlangsung damai dan ada pula yang memanas bahkan ricuh. Pertanda apa?

Pemerintah kembali harus membuat sebuah kebijakan yang berat, yakni menaikkan harga BBM di saat perekonomian masih tertatih-tatih, belum sepenuhnya pulih dari hantaman pandemi covid 19 yang juga diperparah dengan adanya konflik geo-politik di Eropa Timur yang melibatkan Rusia dan Ukraina (NATO).

Sebagaimana dengan kenaikan-kenaikan harga BBM yang terjadi di masa lalu, kebijakan tersebut selalu saja diikuti oleh adanya penolakan dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa hingga ibu rumah tangga, para pekerja serta tak ketinggalan para politisi yang mungkin saja tak terdampak signifikan dari kebijakan tersebut.

Keresahan dari masyarakat yang merasa terdampak akibat kenaikan harga BBM yang secara langsung akan memicu naiknya harga-harga bahan kebutuhan lainnya mungkin bisa kita maklumi, akan tetapi kehadiran para politisi yang ikut mencari panggung demi kepentingan politik terasa lucu dan bahkan memuakkan, dimana di suatu masa mereka menangis dan mengutuk keras dan di masa lainnya mereka memuji dan membela kukuh junjungannya demikian pula sebaliknya.

Memang disadari oleh siapapun, termasuk oleh pemerintah bahwa kenaikan harga BBM apalagi dalam kondisi perekonomian negara sedang belum baik-baik saja akan membawa dampak negatif bagi masyarakat, akan memicu terjadinya inflasi, menurunnya daya beli bahkan bisa saja memicu meningkatnya tingkat kemiskinan.

Yang jelasnya menaikkan harga BBM adalah pilihan sulit pemerintah, tentunya pasti ada beban yang memaksa kebijakan ini harus diambil, konsekuensinya pemerintah harus memiliki skema penanganan yang tepat, logis dan benar-benar berpihak pada rakyat.

Bagi masyarakat, apapun itu semua ini mau tidak mau harus dihadapi. Dan dalam menghadapi masalah ini, setidaknya kita dihadapkan pada dua pilihan, yakni pertama menghadapinya dengan pendekatan ekonomi dan yang kedua dengan pendekatan bathiniyah. Tetapi akan menjadi hal yang luar biasa jika kita bisa menghadapi kesulitan ini dengan pendekatan ekonomi sekaligus pendekatan bathiniyah/spiritual.

Belajar dari pendekatan sejarah, saat terjadinya resesi yang berkepanjangan dan berat yang memicu lahirnya revolusi industri di Eropa pada awal abad ke-20 lalu.

Masyarakat melakukan perlawanan budaya yang saat itu masih begitu kental dengan pendekatan spiritual dalam menghadapi persoalan dengan bersabar dan  menyandarkannya kepada yang maha kuasa melalui doa.

Saat itu masyarakat bangkit melakukan perlawanan sikap dalam menghadapi krisis yang terjadi dengan menganggap berdoa tidak akan membawa perubahan apa-apa kecuali dengan bekerja dan bekerja, yang pada akhirnya melahirkan terjadinya revolusi industri  yang membawa perubahan besar dan penting bagi perkembangan dunia di masa datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline