Lihat ke Halaman Asli

Chaerul Sabara

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

PT LIB dan PSSI (Tidak) Mendukung PSM yang Lolos ke Final AFC?

Diperbarui: 20 Agustus 2022   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: KL City FC vs PSM Makasssar di laga fase grup (bolanas.com)

Publik sepakbola pencinta PSM Makassar saat ini dibuat gregetan dengan jadwal pertandingan tim Juku Eja yang dirasakan begitu padat sehubungan dengan lolosnya PSM Makassar ke final AFC zona Asean. PSM akan memainkan tiga laga krusial dalam tempo hanya 9 hari, 20-28 Agustus.

Seperti diketahui, PSM akan bertanding dalam partai final AFC zona Asean menghadapi tuan rumah Kuala Lumpur FC di Kuala Lumpur, Malaysia pada 24 Agustus nanti, namun sebelumnya PSM memiliki jadwal tanding di Liga 1 akan menghadapi Arema di Pare-pare 20 Agustus. Satu laga PSM kontra Barito Putera yang sedianya akan berlangsung di 23 Agustus ditunda untuk waktu yang belum ditentukan.

Lalu setelah melawat ke Malaysia untuk bertanding di AFC, PSM memiliki waktu empat hari untuk kemudian akan berlaga lagi di Liga 1 menghadapi Persib Bandung. Melihat jadwal yang dirasakan 'berat' oleh pelatih dan manajemen PSM, mereka meminta kepada PT LIB selaku operator Liga 1dan juga PSSI sebagai otoritas tertinggi sepakbola tanah air agar kiranya dapat memberi dispensasi bagi PSM dengan menunda satu hari jadwal laga menghadapi Persib Bandung yang sedianya dijadwalkan 28 Agustus ke tanggal 29 Agustus.

Namun, nampaknya permintaan PSM tersebut tidak bisa dipenuhi. PSM harus tetap bermain sesuai dengan jadwal yang telah ada, kecuali untuk laga menghadapi Barito Putera yang memang harus ditunda. Tidak adanya kelonggaran dari PT LIB dan PSSI inilah yang menjadikan publik sepakbola Makassar dan juga pencinta PSM menjadi uring-uringan dan merasa bahwa PSM sebagai satu-satunya wakil Indonesia Timur di kompetisi Liga 1, dianak tirikan oleh PT LIB dan PSSI.

Bagi pencinta PSM Makassar, lolosnya PSM ke final AFC zona Asean merupakan suatu momen yang harus didukung oleh masyarakat sepakbola tanah air, ini bukan hanya tentang Makassar dengan PSM-nya, tetapi ini tentang Indonesia dengan sepakbolanya. Apalagi jika PSM bisa mengatasi perlawanan Kuala Lumpur FC, di pertandingan berikutnya PSM secara otomatis akan menang tanpa tanding karena lawan di semifinal inter zonal AFC, ATK Mohun Bagan (India) tidak dapat bermain karena India mendapatkan sanksi skorsing dari FIFA.  

Permintaan pihak PSM cukup sederhana, karena mereka akan bermain tandang ke Kuala Lumpur yang tentunya akan menguras cukup banyak energi pemain, PSM hanya meminta penundaan satu hari saja untuk laga melawan Persib Bandung, dari tanggal 28 ke tanggal 29 Agustus. Pertimbangan dari pihak PSM dalam hal ini pelatih Bernardo Tavares yang menyampaikan bahwa pemain PSM bukan mesin atau robot. Mereka adalah manusia yang ada batasannya.

Dalam hal ini pihak PSM mengharapkan dukungan agar mereka bisa benar-benar fokus terhadap laga Internasional (AFC Cup), bahwa kita mesti punya perspektif untuk mengangkatkan sepak bola Indonesia di kanca dunia, dimana saat ini kita (PSM) dihadapkan pada kesempatan bahwa sepakbola Indonesia yang diwakili oleh PSM Makassar punya peluang untuk menampakkan diri atau berbicara banyak di level Asia, keberhasilan PSM akan menjadi keberhasilan persepakbolaan tanah air juga dalam penilaian konfederasi (AFC).

Mungkin saja bagi mereka yang bukan publik sepakbola pencinta PSM, PSM dinilai terlalu manja, terlalu cengeng, karena secara profesional klub harus siap bermain dalam tekanan apapun termasuk dalam hal jadwal. Mungkin banyak diantara kita yang berkaca dengan Liga di Eropa yang sering kali klub memiliki jadwal bermain tiga kali dalam sepekan bagi klub-klub yang lolos ke kompetisi liga Eropa.

Cuma mungkin barangkali kita bisa sedikit arif dalam melihat kondisi klub tanah air jika akan membandingkan dengan klub profesional di Eropa atau klub di kompetisi elit Asia. Bagi klub-klub Eropa dan juga klub elit Asia, seperti Jepang, Korea, atau klub-klub Arab, standar dan kemampuan profesional mereka sangat tinggi, dalam hal transportasi untuk bermain tandang mereka bisa terbang dengan jet pribadi.

Para pemain bisa melakukan perjalanan pergi dengan nyaman dan santai, kemudian pulangnya mereka bisa melakukan recovery season di pesawat mereka. Tak seperti kemampuan klub-klub kita yang pergi dan pulangnya harus menggunakan transportasi publik yang jadwalnya terkadang mengharuskan penumpang berangkat di waktu yang kurang tepat, misalnya di subuh hari dan juga panjang waktu perjalanan bisa menghabiskan berjam-jam waktu yang melelahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline